Page 11 - Wabah (KUMPULAN CERPEN)
P. 11
merelakan kemapanan tersebut hanya sebagai mimpi di masa
lalu. Atau justru sebaliknya, mereka yang bukan siapa-siapa,
menjadi “diri” yang menguasai. Manusia tidak berubah atau
mungkin tidak ingin berubah tetapi dipaksa untuk berubah
oleh wabah. Perubahan yang dipaksakan (meskipun oleh
keadaan) memunculkan kegamangan, kemarahan, kesedi-
han dan protes terhadap ketidakpastian.
Cerpen-cerpen di dalam kumpulan cerpen ini meng-
gambarkan sisi-sisi hidup manusia yang harus bertahan
dalam keterpaksaan tersebut. Ada pengarang yang memak-
nainya dengan cara santai sehingga melihat “lelakon” ini se-
bagai kehadiran yang biasa-biasa saja. Ada yang mengartikan
secara serius sebagai sebuah tragedi yang pemecahannya
mengalami kuldesak. Ada pula yang meihatnya sebagai usaha
manusia untuk bertahan dari tekanan yang dominasi kekua-
saan subjek sama sekali tidak terlihat, sebuah “absurditas”.
Orang-orang digambarkan memilih yang pilihannya ternyata
sama sekali tidak ada.
Kumpulan cerpen ini adalah kontribusi dari pemikiran
para sastrawan dan sastrawati yang memiliki sisi-sisi aka-
demis yang kuat. Sebagian dari mereka adalah dosen dalam
bidang sastra dan sebagian yang lain adalah mereka yang
merupakan alumni program Magister Sastra Universitas
Gadjah Mada. Pertemuan antara guru dan murid ini mem-
perkaya perspektif sastra dalam merespon situasi wabah.
Kumpulan cerpen ini didukung oleh projek “Gender
Dimension of Social Conflict, Violence and Peacebuilding”,
yang merupakan projek penelitian 6 tahun antara peneliti
ix

