Page 29 - Muhammad-Haryono-Kumpulan-Cerpen-Keluarga-A5
P. 29
Di bangku itu kau duduk menghadapi semangkuk kaca
es krim vanila. Sepasang bola matamu yang cokelat menatap
mangkuk es krim. Sesekali kau menggaruk tahi lalat di atas
bibirmu yang sebetulnya tak gatal. Kau melakukannya hanya
karena kau tak bisa mengontrol gerakan itu saat kau gugup
atau sedih atau gundah.
Kau amat suka rasa es krim vanila yang putih dan
lembut dan manis. Namun, kau mendadak merasa lidahmu
seolah pahit sehingga kau teringat sebuah cerita lama yang
pernah kaubaca di sebuah majalah anak-anak tentang
seorang pendekar berlidah pahit. Kau juga merasa lidahmu
kelu. Tak mampu bicara
19

