Page 35 - E-Modul Gelombang Bunyi dan Cahaya Kelas XI IPA
P. 35
Jika tebal lapisan adalah d, diperoleh d=AB cos r sehingga AB= d/cos r
dan AD=AC sin i, dengan AC=2d tan r. Dengan demikian, persamaan diatas
menjadi,
2 2 sin sin
∆ = 2 [ ] − (2 tan ) sin = −
cos cos cos
Sesuai dengan hukum Snellius, n sin r = sin I, selisih jarak tempuh kedua
sinar menjadi:
∆ = 2 cos
Supaya terjadi interferensi maksimum, ∆ harus merupakan kelipatan
dari Panjang gelombang ( ), teatapi karena sinar pantul di B mengalami
1
perubahan fase , ∆ menjadi
2
1 1
∆ = ( + ) = (2 + 1)
2 2
Jadi, interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis akan
memenuhi persamaan berikut.
1 1
2 cos = (2 + 1) = ( + )
2 2
Dengan
n = Indeks bias lapisan tipis
d = Tebal lapisan
r = Sudut bias
m = Orde interferensi (0,1,2,3,……)
= Panjang gelombang sinar
C.3. Interferensi Cincin Newton
Cincin Newton adalah fenomena terbentuknya cincin pelangi atau
goresan-goresan melingkar yang ditimbulkan proses pembiasan cahaya dari
suatu lapisan tipis ke medium (kaca, lensa lengkung) yang mengakibatkan
perbedaan diameter goresan-goresan sehingga terbentuklah cincin newton.
(gambar 7)