Page 10 - merger 2
P. 10
mekanisme pemilihan umum oleh Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK)
atau ada juga yang secara langsung oleh seluruh siswa. Kandidat dengan hasil
perolehan suara terbanyak, dialah yang diangkat menjadi Ketua OSIS.
Gambar 2.6 Pemilihan Ketua OSIS oleh para siswa merupakan praktik berdemokrasi di sekolah
Sumber: MTs 1 Bogor/Zahrotul Oktaviani/www.republika.co.id (2018)
Nah apakah kalian aktif berorganisasi? Sejatinya, dengan aktif ber-
organisasi kalian telah belajar bernegara. Hanya bedanya dalam lingkup
kecil atau terbatas di lingkungan sekolah. Karena itu, aktiflah berorganisasi
di sekolah. Ada banyak organisasi di sekolah. Selain OSIS, ada MPK, PMR,
Pramuka, Paskibra, Teater, dan lainnya.
C. Indonesia sebagai Negara Hukum
Kalian pernah pergi ke hutan? Minimal kalian pasti tahu apa itu hutan. Iya ‘kan? Apa
yang terjadi dengan kehidupan di hutan? Ya, binatang yang kuat, yang berkuasa.
Binatang yang kuat bebas memangsa binatang mana pun yang menjadi target
buruannya. Inilah yang biasa disebut dengan istilah hukum rimba.
Nah dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih bernegara tentu saja tidak boleh
terjadi hukum rimba. Derajat manusia jauh lebih mulia daripada binatang.
Manusia diberikan hati untuk beriman dan akal untuk berpikir. Dengan iman dan
akalnya, manusia bisa memahami bahwa untuk mewujudkan kehidupan yang baik,
mesti diatur dengan hukum.
Kalian bisa bayangkan, apa jadinya bila di sekolah kalian tidak ada hukum yang
berlaku. Siswa akan datang ke sekolah seenaknya. Guru mengajar pun sesuka
seleranya. Siswa tidak menghormati guru-gurunya. Guru juga tidak peduli dengan
murid-muridnya. Singkatnya, kehidupan sekolah pasti kacau.
Nah jika dalam lingkup sekolah saja, perlu keberadaan dan penegakan hukum,
terlebih lagi dalam kehidupan bernegara. Maka, mengatur kehidupan bernegara
dengan hukum adalah sebuah kebutuhan dan keniscayaan. Dengan keberadaan dan
penegakan hukum, maka kehidupan bernegara akan berjalan baik.
Indonesia merupakan negara hukum. Ini tegas dinyatakan dalam perubahan keempat