Page 13 - Modul Sejarah Peminatan
P. 13
b) Charles Secondat, Baron de la Brede et de Montesquieu (1689 – 1755)
Pendapat-pendapat Montesquieu sangat dipengaruhi oleh pendapat-pendapat
John Locke (1685 – 1753) dari Inggris, terutama dalam lapangan tatanegara.
Teori-teori Montesquieu tentang “pemisahan kekuasaan” dalam tatanegara
yang menjelmakan “Trias Politica” adalah pada asalnya teori dari John Locke
. jika John Locke mengemukakan “executive power”, legislative power,
attributive power” sebagai pemisahan kekuasaan, maka ini dirubah oleh
Montesquieu menjadi executive power, legislative power, judicative power”.
Dengan melalui Montesquieu (dan beberapa penulis-penulis Perancis lainnya
a.l. Voltaire, Rousseau) maka besar pengaruh Inggris dalam Revolusi
Perancis, karena Montesquieu ingin merubah absolute monarchie Perancis Francois Marie Arouet , Voltaire
menjadi Constituante Monarchie semacam di Inggris. Dan pendapat- 2) Romantisme
pendapat Montesquie inilah yang nanti dilaksanakan dalam bentuk pertama Romantisme yang mulai timbul pada tahun 1750 sebagai reaksi dari
Revolusi Perancis. rasionalisme, juga banyak pengaruhnya dalam Revolusi Perancis.
romantisme menjunjung perasaan dan menghargai insting. Justru insting
inilah yang nanti merajalela diantara rakyat jelata dan meneruskan
perjuangan dimana kaum rasionalis tidak berani lagi karena menruut
perhitungan secara rational tidak mungkin dapat diselesaikan. Bukan
perhitungan secara rasional, secara kepala dingin, tetapi tekad yang irasional
dari rakyat jelata (digerakkan oleh pemimpin-pemimpin rakyat penganut
Rousseau, seperti Marat) yang nanti pada tahun 1792-1794 menyelamatkan
Revolusi dari ancaman dahsyat tentara-tentara asing yang mengepung
Perancis. Sentimen pun terbukti merupakan faktor yang penting dalam
Revolusi Perancis.
Montesquieu dan John Locke
Seorang romantic yang banyak pengaruhnya dalam Revolusi Perancis adalah
c) Francois Marie Arouet (1694-1778), lebih terkenal sebagai
Voltaire. Absolute Monarchie mengekang segala-galanya hingga
tidak ada kemerdekaan di dalam segala lapangan. Sensor yang
keras dan kejam diadakan. Despotisme merajalela. Terhadap
inilah Voltaire mengarahkan serangan-serangannya yang dahsyat.
Ia adalah seorang kritikus yang pedas lagi tepat. Sindiran-
sindirannya selalu tepat mengenai sasarannya, jauh lebih tepat
dari pada uraian-uraian atau tulisan-tulisan yang panjang lebar.