Page 107 - Modul Pelatihan Pengurus Koperasi
P. 107
B. Partisipasi Anggota
1. Pengertian Partisipasi Anggota
Anoraga dan Nanik (2003) dalam (Farida, 2020) mengatakan partisipasi
anggota merupakan kesediaan anggota itu untuk memikul kewajiban dan
menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggung jawab. Jika sebagian besar
anggota koperasi sudah melaksanakan kewajiban dan melaksanakan hak secara
bertanggung jawab, maka partisipasi anggota koperasi yang bersangkutan sudah
dikatakan baik. Jika ternyata hanya sedikit yang demikian, maka partispasi anggota
koperasi tersebut dikatakan buruk atau rendah.
Mutis (2001) Partisipasi anggota merupakan unsur utama dalam memacu
kegiatan dan untuk mempertahankan ikatan pemersatu di dalam koperasi. Koperasi
sebagai business entitty dan social entity dibentuk oleh anggota-anggota untuk
mrnggapai manfaat tertentu melalui partisipasi. Maka dari itu, koperasi harus
memiliki kegiatan-kegiatan tertentu untuk menjabarkan bentuk-bentuk partisipasi
dan memacu manfaat bersama, ketika berbagai manfaat diperoleh melalui upaya-
upaya bersama para anggota (Setianingrum, 2013).
Sartika (2013) berpendapat bahwa partisipasi anggota merupakan peranan para
anggota koperasi selaku pemilik dan pelanggan sangat menentukan jalannya
koperasi, tidak hanya dalam pengurusan kepentingan masing-masing anggota dalam
pembagian (SHU) saja, melainkan hal-hal yang membutuhkan perhatian lebih
banyak dari para anggota guna memajukan atau mempertahankan kondisi usaha
koperasi (Ch & Jayyidah, 2019).
Partisipasi anggota menurut Keith Davis (dalam Arsad Matdoan, 2011) bahwa
“participation is defined as an individuals mental and emotional involvement in a
group situation that encourages him to contribute to group goals and share
responsibility for them”. Dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa partisipasi
anggota merupakan keterlibatan mental dan emosional dari orang-orang dalam situasi
kelompok yang mendorong orang-orang tersebut memberikan kontribusinya
102