Page 6 - C:\Users\Asus\Documents\Flip PDF Corporate Edition\MATERI ALAT UKUR DAN PENGUKURAN SMA KELAS X\
P. 6
C. Ketepatan dan Ketelitian Pengukuran
1) Ketepatan (Accuracy)
Jika suatu besaran diukur beberapa kali (pengukuran berganda) dan menghasilkan
harga-harga yang menyebar di sekitar harga yang sebenarnya maka pengukuran
dikatakan “tepat”.Pada pengukuran ini, harga rata-ratanya mendekati harga yang
sebenarnya. Sebagai contoh yang sederhana seseorang menembak satu sasaran seratus
kali dengan pistol dan cara menembak yang identik, ternyata dari seratus kali tembakan
tersebut sembilan puluh lima kali diantaranya mengenai sasaran. Dari contoh ini dapat
dikatakan bahwa orang tersebut memiliki ketepatan yang tinggi dalam menembak.
Demikian pula halnya dengan proses pengukuran. Apabila seseorang melakukan
pengukuran terhadap suatu obyek dengan cara berulang-ulang dan diperoleh hasil
yang hampir sama dari masing-masing pengukuran bila dibandingkan harga rata-
rata pengukuran yang berulang-ulang tersebut, maka dikatakan proses
pengukuran itu mempunyai ketepatan yang tinggi.
2) Ketelitian (Precision) Kata teliti dalam suatu pengukuran memiliki dua makna,
pertama teliti yang dikaitkan dengan apakah hasil suatu pengukuran persis atau
mendekati sama dengan ukuran yang sudah ditentukan. Misalnya, pada tangkai
bor biasanya dicantumkan ukuran diameter bor tersebut. Lalu kita ingin
mengecek ukuran tersebut dengan menggunakan mikrometer. Setelah diukur
ternyata diperoleh hasil yang sama persis dengan ukuran yang ada pada tangkai
bor tersebut. Keadaan seperti ini dinamakan dengan istilah teliti.
D. Jenis-Jenis Pengukuran
1) Pengukuran panjang
Panjang merupakan salah satu besaran pokok yang dapat diukur menggunakan mistar,
jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Berikut ini contoh pengukurannya.
a) Mistar
Mistar atau biasa disebut penggaris memiliki skala terkecil 1 mm, sehingga ketelitian
mistar 0,5 mm atau 0,05 cm. perhatikan contoh berikut.