Page 101 - gabungan tanpa kajur fix e-Modul Audit 1
P. 101

e. Berbagai kualifikasi individu yang menyediakan informasi. Walaupun jika sumber

                       informasi itu bersifat independent, bukti audit tidak akan dapat dipercaya kecuali jika
                       individu yang menyediakan informasi tersebut memilikikualifikasi untuk melakukan

                       hal itu.
                       f. Tingkat obyektivitas. Bukti yang obyekif akan dapat lebih dipercayadari pada bukti

                       yang membutuhkan pertimbangan tertentu untuk  menentukan apakah bukti tersebut

                       memang benar. Berbagai contoh bukti yang obyektif termasuk konfirmasi atas piutang
                       dagang dan saldo-saldo bank, perhitungan fisik surat berharga dn kas, serta perhitungan

                       ulang saldo dalam daftar utang dagang untuk menentukan apakah data-data tersebut
                       sesuai dengan saldo pada buku besar. Sedangkan contoh-contoh dari bukti-bukti yang

                       subyektif termasuk selembar surat yang ditulis oleh pengacara klien yang membahas

                       mengenai kemungkinan hasil yang diperoleh dari berbagai gugatan hukum yang sedang
                       dihadapi  oleh  klien,  observasi  atas  persediaan  yang  usang  selama  dilakukannya

                       pengujian  fisik,  serta  berbagai  informasi  yang  didapat  dari  manajer  kredit  tentang
                       kolektibilitas dari piutang dagang yang belum dibayar oleh pelanggan.

                       g. Ketepatan waktu. Ketepatan waktu atas bukti audit dapat merujuk baik kapan bukti
                       itu di kumpulkan atau kapan periode wktu yang tercover oleh proses audit itu.



                   E.  Jenis-jenis Bukti Audit
               Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya dari

               delapan kategori bukti yang luas, yang disebut tipe - tipe atau jenis - jenis bukti audit. Menurut
               Fachrudin (2007 : 7), ada beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih oleh auditor dalam

               rangka mengevaluasi bukti audit, yaitu:

               1. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang
               berwujud, seperti: persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti saham, wesel tagih,

               aset tetap berwujud ; seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor. Pemeriksaan
               fisik adalah untuk memeriksa kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa.

               Dalam pemeriksaan fisik ini indera yang digunakan dapat lebih dari satu indera dari panca

               indera yang kita miliki.
               2. Konfirmasi. Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis maupun lisan

               mengenai keakuratan suatu informasi dari pihak ketiga yang independen (sebaiknya tertulis).
               Jawaban tersebut seyogyanya langsung disampaikan kepada auditor. Proses konfirmasi adalah

               sebagai berikut:
                       a) Informasi dikirimkan ke pihak ketiga yang independen.

                                                           96
   96   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106