Page 18 - Dewi Joharmanik
        P. 18
     diperbuat adiknya hingga membuat Baginda marah
             dan  menghukum  adiknya  begitu  berat.  Baginda
             dikenal  arif  dalam  bertindak,  pemberi  ampun,  dan
             sayang  kepada  seluruh  rakyatnya.  Akan  tetapi,
             dengan  anaknya  sendiri,  mengapa  Baginda  begitu
             kejam.
                   “Kanda,  mengapa  tidak  segera  masuk?”
             Dewi  Joharmanik  berseru  sambil  meraih  tangan
             Badarusamsi  yang  berdiri  mematung  di  depan
             kamarnya.
                   “Kukira Dinda sedang tidur,” sahut Badarusamsi
             agak gugup.
                   “Kanda,      aku     sangat      rindu.     Bagaimana
             perjalananmu ke Mekah? Di sana tentu banyak yang
             indah-indah?”
                   “Dinda, adikku satu-satunya. Cantik, aku sangat
             menyayangi dan merindukanmu.”
                   “Ayo,  lekas  ke  kamar.  Kanda  mandi,  ganti
             pakaian, lalu bercerita pengalaman di Mekah.”
                   Di  kamar  mandi,  Badarusamsi  lemas.  Setelah
             bertemu  adiknya,  Dewi  Joharmanik,  pikirannya
             semakin gundah. Tutur kata adiknya begitu manis,
                                         11





