Page 20 - Dewi Joharmanik
        P. 20
     “Ini  kesempatan!”  kata  Badarusamsi  dalam
             benaknya.
                   Sultan  Badarusamsi  bangun  dari  tempat
             duduknya.  Ia  berjalan  menuju  kamar  mengambil
             pedangnya.  Tidak  lama  kemudian,  Badarusamsi
             keluar dari kamar dengan sebilah pedang di tangan
             kanannya.  Pedang  itu  dihunus  dari  sarungnya.
             Kilatan  cahaya  pedang itu  melintas  di ruangan
             itu.  Tiba-tiba,  tubuh  Badarusamsi  bergetar,  peluh
             membasahi  tubuhnya, pedang  yang  di tangannya
             terasa  sangat  berat  hingga  ia  tidak  mampu
             mengangkatnya  kembali.  Akhirnya,  Badarusamsi
             mengurungkan          niatnya      untuk      melaksanakan
             perintah  ayahnya.  Ia  merasa  itu  petunjuk  dari
             Yang Mahakuasa. Ia pun merenung sejenak sambil
             berpikir  bagaimana  caranya  agar  Baginda  percaya
             bahwa tugasnya telah dilaksanakan. Ia juga berpikir
             bagaimana caranya agar Dewi Joharmanik mengerti
             maksud kedatangannya.
                   Badarusamsi  teringat  seekor  rusa  kesayangan
             Dewi  Joharmanik.  Rusa  itulah  yang  akan menjadi
             pengganti adiknya. Darah yang melekat pada pedang
                                         13





