Page 50 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 50
Lem Mahmud orang yang sangat mensyukuri semua
pemberian Tuhan. Tidak pernah terlintas di benaknya
untuk protes akan kemiskinannya. Ketika memancing,
pernah ia tidak mendapatkan seekor ikan pun, tetapi ia
tidak mengeluh. Ia yakin Tuhan punya rencana tersendiri
yang belum diketahui.
Keyakinan inilah yang membuat rumah tangga Lem
Mahmud dan Da Limah terlihat bahagia. Mereka selalu
mensyukuri apa pun yang diberikan Tuhan. Senang, susah,
semua telah menjadi garis takdir dari-Nya. Dulu, mereka
pernah dianugerahi seorang anak perempuan, tetapi
Tuhan menakdirkan lain, anak perempuan itu meninggal
ketika masih kecil.
Pada usia tiga tahun, anaknya yang bernama Nyak
Asiah itu sedang pada masa ceria-cerianya. Pada suatu
hari wabah diare menjangkiti Kampung Krong Raya.
Beberapa penduduk kampung menjadi korban penyakit
tersebut. Nyak Asiah, anak Lem Mahmud termasuk salah
satu yang terserang penyakit itu. Setelah seminggu
lamanya, penyakit itu tidak kunjung sembuh, malah
semakin parah. Lem Mahmud telah berupaya semaksimal
mungkin untuk mengobati anak semata wayangnya, tetapi
Tuhan berkehendak lain. Ia meninggal dunia menjelang
tengah malam dalam pangkuan Lem Mahmud. Awalnya,
Lem Mahmud tampak terpukul karena musibah itu,
38