Page 36 - Bau Wangi Taru Menyan
P. 36
perjalanan lagi. Mereka sama-sama bersikeras tidak
mau mengalah.
”Tidak, Dinda. Kau tinggal di tempat ini,” kata Putra
Sulung dengan suara keras.
”Tidak, Kanda. Aku akan tetap ikut Kanda,”
sambung Putra Ketiga dengan terbata-bata.
Kekerasan adiknya itu membuat kakak tertuanya
marah. Saat amarahnya meluap, Putra Sulung Dalem
Solo menendang adiknya dengan keras hingga adiknya
jatuh bersila. Karena peristiwa ini, tempat yang didiami
Putra Ketiga diberi nama Desa Kedisan, yang berasal
dari kata kedis yang dalam bahasa Bali berarti burung.
Itulah sebabnya, di Desa Kedisan terdapat
satu patung Betara yang duduk dalam sikap bersila.
Betara ini tidak lain adalah Putra Ketiga Dalem Solo.
Kemudian, ia bergelar Ratu Sakti Sang Hyang Jero yang
memimpin Desa Kedisan. Kini, Betara ini melinggih di
Meru Tumpang Pitu di dalam Pura Dalam Pingit di Desa
Kedisan.
Desa Kedisan adalah sebuah desa yang terletak
di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa
26