Page 40 - Bau Wangi Taru Menyan
P. 40

Pohon Taru Menyan dan Desa

                                    Trunyan




                 Keesokan harinya Putra Sulung Dalem Solo berjalan

            seorang diri melanjutkan pencarian sumber bau harum.
            Satu  per  satu  adiknya  tinggal  di  Desa  Batur,  Desa

            Kedis, dan Desa Abang. Putra Sulung Dalem Solo mulai

            kesepian,  tetapi  ia  tegar  mengingat  akan  tujuannya

            semula.  Ia  berjalan  ke arah  utara  menyusuri pinggir

            Danau Batur yang curam dan terjal di sebelah timur.
                 ”Adik-adikku,  maafkan  Kanda.  Maafkan  jika  aku

            salah  meninggalkan  kalian.  Ayahanda,  maafkan,

            putramu ini,” katanya dalam hati.
                 Sejenak Putra Sulung Dalem Solo berhenti di  tepi

            danau.  Ia  beristirahat  di  bawah  pohon  beringin  yang

            rindang  sambil  menikmati  perbekalannya  yang  masih

            tersisa.  Putra Sulung menikmati  makanan yang ia sukai.

            Sebentar  kemudian,  ia  melihat  sekelilingnya  sangat
            sepi. Ia mulai menghirup-hirup udara di sekitarnya.

                 ”Apakah hanya aku yang bisa mencium bau wangi di

            sekitar sini? Apakah pohon yang wangi itu tidak jauh dari




                                          30
                                          30
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45