Page 13 - Lipi Poleng Tanah Lot
        P. 13
     Dang Hyang Nirarta melintasi  jalan kecil, di kanan
            kirinya dipenuhi  semak belukar. Ternyata, jalan kecil itu
            bercabang-cabang ke segala arah. Perasaan bimbang
            dan ragu pun menyelimuti.
                 “Jalan mana yang mesti kutempuh? Jalur ke kanan,
            ke  kiri,  atau  lurus?”  bisik  Dang  Hyang  Nirarta  dalam
            hati.
                 Tiba-tiba  muncul  seekor  kera  dengan  suara
            “kreehhhh….kreehhhh”  berjalan  di  depan,  terus
            melompat dari ranting ke ranting seakan menunjukkan
            cabang jalan kecil yang mesti dilintasi. Sambil melangkah
            mengikuti arah si kera melompat-lompat ke arah timur,
            Dang Hyang Nirarta berkata, “Hai kera, terima kasih
            …  terima  kasih  …  terima  kasih.  Kau  telah  memberiku
            petunjuk arah jalan yang mesti aku tempuh. Untuk
            meneguhkan hubungan baik ini, aku bersumpah bahwa
            keturunanku  kelak  pantang  menyakiti  kera  walaupun
            dengan dalih memelihara.”
                 Tersebutlah  Dang  Hyang  Nirarta  tiba  di  sebuah
            permukiman.  Anjing-anjing  berkeliaran,  sesekali  ada
            yang menggonggong dan menyalak karena orang
                                          05





