Page 16 - Lipi Poleng Tanah Lot
P. 16

suaranya  makin  mengecil lalu lenyap entah ke mana.
            Kemunculan  burung  gagak  seperti  itu  dipercayai  oleh

            penduduk Gading Wani sebagai pembawa kabar bahwa

            akan  terjadi sesuatu di rumah itu, biasanya ada orang

            yang akan meninggal.
                 “Tuan pendeta yang hamba hormati, hamba mohon

            pertolongan yang mulia agar penduduk hamba segera

            sembuh dari serangan wabah penyakit mematikan ini.

            Hamba dan semua penduduk di desa ini tak berdaya
            menghadapi wabah sampar ini. Tolonglah kami, paduka

            yang mulia,” pinta Ki Bendesa. Sekujur tubuhnya

            gemetar dengan raut muka sedikit pucat, menyiratkan

            kerisauan  dan  ketakutannya  akan  korban  yang  terus
            menerus berjatuhan akibat dari wabah yang meraja lela

            di desanya.

                 Dang Hyang Nirarta, juga dikenal dengan nama

            Dang  Hyang  Dwijendra,  terharu  mendengar  ucapan
            Ki Bendesa. Beliau dapat merasakan kepedihan dan

            ketakutan  yang  menghantui  sanubari  setiap  orang  di

            Desa Gading Wani. Agar wabah mematikan yang tengah

            merajalela itu tidak bertambah banyak memakan korban

                                          08
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21