Page 16 - Legenda Batu Babi dan Anjing
        P. 16
     “Krrreeekkk...,” suara engsel pintu yang sudah
            berkarat memecah kesunyian tempat itu. Seorang laki-
            laki keluar dengan cangkir di tangannya. Lalu, duduk
            di tangga rumah yang sedikit berderak saat tubuhnya
            membebani anak tangga yang didudukinya. Sesekali
            isi cangkir di tangannya diseruputnya dengan penuh
            perasaan. Seekor anjing yang tak pernah mau pisah dari
            sisinya keluar dari rumah dan duduk di sebelah laki-laki
            itu. Sikapnya meniru tuannya. Matanya menerawang di
            atas air danau yang tenang.
                 Seribu kunang-kunang terbang terang di atas
            air. Hewan-hewan nokturnal pun memperlihatkan
            diri  dengan  suaranya.  Suaranya  jauh  di  tengah
            hutan. Gemanya melewati ruang malam. Jangkrik dan
            serangga lainnya bergerilya di semak belukar sambil
            menggesekkan sayapnya sebagai tanda keberadaannya
            dengan bunyi yang khas. Angin semilir yang semula
            menghela udara panas sisa siang hari mulai terasa
            dingin.
                                          4





