Page 41 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 41
membajak. Lalu, sejenak kemudian ia menengadah kedua
tangannya.
“Ya Tuhan, hidup kami dari hari ke hari semakin
sulit, aku telah bekerja giat tanpa lelah, siang malam aku
membanting tulang agar dapat hidup tenang dan mampu
beribadat kepada-Mu. Kini, aku tidak tahu mengadu selain
kepada-Mu. Aku mohon petunjuk-Mu, mana jalan yang
lebih baik, kuterimakah saran istriku untuk meminjam
uang kepada Toke Ali?”
Mata Lem Mahmud tampak sembab, sejenak
kemudian tampaknya ia yakin untuk meminjam uang lima
puluh ringgit kepada Toke Ali. Toke Ali adalah seorang
kaya di kampung Lem Mahmud. Hartanya berlimpah.
Toke Ali punya banyak kerbau dan sapi, kambingnya pun
mencapai ratusan ekor. Sawah Toke Ali pun berhektar-
hektar. Biasanya, Lem Mahmud sering diajak Toke Ali
untuk membantu membajak sawahnya.
Karena merasa dekat dengan Toke Ali, Lem Mahmud
mau memberanikan diri untuk meminjam uang kepada
Toke Ali. Selain itu, Toke Ali terkenal baik dan dermawan.
Sesampai di rumah Toke Ali, Lem Mahmud awalnya
tampak canggung. Namun, karena sangat membutuhkan
uang, Lem Mahmud pun memberanikan diri bertemu Toke
Ali.
29