Page 58 - Mahmud dan Sawah Ajaib
P. 58
dengan sungguh-sungguh sambil kita bermunajat kepada-
Nya agar hasil padi kita akan berlimpah dan meningkat
hasil panen.”
Da Limah yang dari tadi mendengar perkataan
suaminya menjawab, ”Iya, Bang. Tidak ada yang tidak
mungkin jika kita berusaha sekuat tenaga dan berikhtiar
hanya kepada-Nya. Saya yakin kita akan meraih
kesuksesan kembali. Tentu Tuhan punya maksud lain di
balik musibah yang menimpa kita ini.”
Lem Mahmud tertegun dengan jawaban isterinya.
Ia merasa semakin termotivasi untuk bangkit kembali.
Ia berpikir kesuksesan yang diraih melalui perjuangan
dan kerja keras tentu semakin nikmat rasanya. Matahari
perlahan mendekati peraduannya pertanda malam hampir
tiba. Cahaya merah mulai terbentang di ufuk barat.
Sayup-sayup terdengar bunyi burung elang yang pulang
ke sangkarnya seakan menjadi saksi bisu percakapan
kedua insan tersebut.
Begitu ayam berkokok di pagi buta, Lem Mahmud dan
isterinya telah bangun pagi. Mereka merasa mendapatkan
semangat hidup baru. Ketika matahari perlahan terbit
di ufuk timur, ia dan isterinya sudah siap bekerja lebih
giat lagi. Setiap hari hingga masa panen tiba sepetak
sawah tadah hujan yang terkenal ajaib dulu digarapnya
dengan serius dan penuh semangat. Dari tahun ke tahun
46