Page 21 - 152_Mediakom_MAR
P. 21
MEDIA UTAMA
emiliki buah disorder atau gangguan spektrum
hati merupakan autisme.
kebanggan bagi setiap “Biasanya anak-anaknya
orang tua. Namun, bermasalah dalam berkomunikasi. Kementerian
Msebagian orang tua Kemudian, dalam hal sosialisasi Kesehatan telah
dianugerahi keturunan dalam kondisi (mareka) tidak bisa berinteraksi dengan
yang tidak sempurna karena adanya anak-anak yang lain. Mereka juga menyusun strategi
hambatan atau permasalahan pada si punya perilaku repetitif, berulang- berupa peta jalan
kecil. Anak-anak yang kondisi tumbuh ulang. Misalnya dia suka muter-muter layanan kesehatan
kembangnya tidak sempurna dikenal tanpa tujuan, menggerak-gerakan
sebagai anak berkebutuhan khusus tangan tanpa tujuan,” Isti menuturkan. inklusi disabilitas
(ABK). Masalah ABK, khususnya Memiliki anak yang terlahir spesial dan program
autisme, kembali menjadi sorotan atau berkebutuhan khusus bukanlah layanan kesehatan
menjelang hari peduli autisme sedunia hal yang mudah. Namun, tidak sedikit anak penyandang
yang jatuh setiap tanggal 2 April. orang tua yang masih merasa kecewa,
Menurut dr. Isti Ansharina Kathin, malu, atau bahkan tidak mau mengakui disabilitas.
Sp.A., spesialis anak dari Klinik kondisi anaknya. “Orang tua yang
Kosambi Maternal and Children memiliki anak berkebutuhan khusus
Center, Graha Raya, Tangerang diharapkan dapat menerima keadaan pada usia tersebut pada 2021 yang
Selatan, ABK adalah anak yang anaknya tersebut. Penerimaan dan 66,6 juta jiwa, sehingga jumlah anak
memiliki keterbatasan atau bahkan keikhlasan para orang tua dapat penyandang disabilitas hampir
keluarbiasaan secara fisik, mental, mendukung tumbuh kembang 2,2 juta orang.
intelektual, sosial, atau emosional. anak dengan baik,” kata Direktur Dalam webinar Kementerian
Keterbatasan pada si anak itu Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Pemberdayaan Perempuan dan
berpengaruh secara signifikan Usia, Direktorat Jenderal Kesehatan Perlindungan Anak pada peringatan
terhadap proses pertumbuhan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, hari peduli autisme sedunia pada 1998,
maupun perkembangannya Kartini Rustandi, seperti dikutip Antara dr. Rudy Sutadi, Sp.A., M.A.R.S., S.Pdl.,
dibandingkan dengan anak-anak pada Rabu, 22 Maret lalu. memaparkan bahwa, bila merujuk pada
lain seusianya. “Pertumbuhannya Masalah ABK masih menjadi sorotan data insiden dan prevalensi spektrum
terpengaruh. Berat badan dan dunia, termasuk Organisasi Kesehatan autisme, ada dua kasus baru per 1.000
tinggi badannya terpengaruh. Dunia (WHO). Hasil penelitian Jinan penduduk per tahun dan 10 kasus per
Perkembangannya juga secara Zeidan dkk. yang dipublikasikan di 1.000 penduduk. Karena penduduk
sosial terpengaruh,” kata Isti kepada jurnal Autism Research pada Maret 2022 Indonesia sebanyak 237,5 juta dengan
Mediakom pada Senin, 13 Maret lalu. memperkirakan sekitar 1 dari 100 anak laju pertumbuhan 1,14 persen, maka
Sebagai dokter yang berpraktik di dunia didiagnosis dengan gangguan diperkirakan penyandang autisme di
di klinik tumbuh kembang, Isti spektrum autisme. Perkiraan prevalensi sini sebanyak 2,4 juta orang dengan
punya beberapa pasien ABK. ini terus meningkat dari waktu ke pertambahan penyandang baru 500
Mereka datang biasanya dengan waktu. Pusat Pengendalian Pencegahan orang per tahun.
berbagai permasalahan seperti Penyakit Amerika Serikat (CDC), Data Kementerian Kesehatan
mengeluh anaknya mengalami misalnya, mencatat ada 1 dari 150 menyebutkan bahwa selama 2020-
gangguan berbahasa atau gangguan anak dengan autisme pada 2000, naik 2021 dilaporkan sebanyak 5.530 kasus
berkomunikasi. Ada juga pasien menjadi 1 dari 110 pada 2006, 1 dari 69 gangguan perkembangan pada anak,
disabilitas fisik dan yang mengalami pada 2009, dan 1 dari 36 pada 2020. termasuk gangguan spektrum autisme,
disabilitas penglihatan dan Indonesia belum punya data yang mendapatkan layanan di pusat
pendengaran. Ada pula pasien dengan semacam itu. Menteri Koordinator kesehatan masyarakat. Berdasarkan hasil
gangguan pemusatan perhatian dan Bidang Pembangunan Manusia Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi
hiperaktivitas (GPPH) atau ADHD, dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, penyandang Down syndrome atau
yakni anak-anak yang biasanya membeberkan data umum ABK di sindrom Down, salah satu jenis ABK,
senang berlarian dan tidak bisa untuk Indonesia. Menurut data statistik, sebesar 0,3 persen atau sekitar 52 ribu
duduk diam. Pasien lainnya, kata Isti, jumlah disabilitas anak usia 5-19 tahun anak usia 12–59 bulan.
ada yang mengalami autism spectrum adalah 3,3 persen dari total penduduk Menurut Kartini, Kementerian
MARET 2023 | MEDIAKOM || 21