Page 8 - PKN Kelas X - Nilai - Nilai Pancasila Dalam Kerangka Praktik Penyenggaraan Pemerintahan Negara
P. 8

2. Macam-macam Kekuasaan
                       Secara umum kekuasaan negara tersebut ada tiga macam, seperti yang pernah disampaikan oleh John Locke dan Montesque.
                Sesuai dengan kutipan Astim Riyanto dalam bukunya yang berjudul Negara Kesatuan : Konsep, Asas, dan Aplikasinya (2006).

                      John Locke dan Montesque membagi kekuasaan negara menjadi tiga. Namun, kedua tokoh mengelompokkannya secara berbeda.
                  Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi menjadi tiga, yaitu :
                       a). Kekuasaan Legislatif

                        Kekuasaan legislative adalah kekuasaan yang membuat undang-undang dalam satu negara. Biasanya kekuasaan ini terletak
                        pada parlemen dalam negara atau lembaga lain yang menyerap aspirasi masyarakatnya dalam negara demokrasi.

                      b). Kekuasaan Eksekutif
                        Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan yang bertugas melaksanakan undang-undang, mengawasi, dan mengadilinya jika

                        terjadi pelanggaran. Kekuasaan ini dalam suatu negara terletak pada kepala pemerintahan, kepala negara, dan lembaga
                        peradilan negara. Beberapa negara menyatukan ketiganya menjadi satu, sebagai kepala pemerintahan.

                      c). Kekuasaan Federatif

                        Kekuasaan federative adalah kekuaasaan negara yang melaksanakan atau berhubungan dengan luar negeri. Jika disebutkan
                        sebagai lembaga pemerintahan, termasuk dalam hal ini adalah kedutaan dan atase negara. Termasuk di dalamnya
                        kementerian luar negeri suatu negara. Namun, pelaksanaannya menjadi rancu karena ketiganya berada di bawah kepala
                        negara dan atau kepala pemerintahan.


                       Montesquieu membagi macam-macam kekuasaan negara menjadi lebih sempurna atau menyempurnakan yang dikemukakan
                 John Locke. Macam-macam kekuasaan negara menurut Montesquieu adalah :
                    a). Kekuasaan Legislatif

                        Kekuasaan yang membuat dan membentuk undang-undang, baik dilakukan lembaga tersendiri maupun bersama lembaga
                        kekuasaan dalam pemerintahan.
                      b). Kekuasaan Eksekutif
                        Kekuasaan untuk menjalankan dan melaksanakan undang-undang dan biasanya kekuasaan ini yang memegang penuh

                        kekuasaan pemerintahan di dalam dan hubungannya dengan luar negeri.
                    c). Kekuasaan Yudikatif
                        Kekuasaan untuk mengawasi dan mempertahankan undang-undang. Kekuasaan ini termasuk di dalamnya adalah kekuasaan

                        untuk mengadili pelanggaran undang-undang. Pada pelaksanaannya lembaga peradilan yang independen disebut sebagai
                        lembaga yudikatif.

                         Perbedaan mendasar dari dua pendapat tersebut bukan hanya terletak pada kekuasaan yudikatif dan kekuasaan federatif.
                 Montesqueieu meletakkan dasar pemisahan antara macam-macam kekuasaan, sedangkan John Locke tidak. Sehingga pada macam-

                macam kekuasaan menurut Montesqueieu tidak ada lembaga negara yang merangkap dua fungsi atau berada di bawah yang lain.
                Ketiga macam kekuasaan negara berdiri terpisah dengan tujuan yang sama.Montesqueieu menyebutnya sebagai pembagian
                kekuasaan, yang kemudian dikenal dengan sebutan Trias Politica. Model kekuasaan negara yang banyak dipakai di negara-negara

                dunia. Trias politica ini diharapkan dapat memperkecil peluang kekuasaan negara tidak terbatas dan kesewenangan atau
                penyalahgunaan kekuasaan.


            3. Konsep Pembagian Kekuasaan di Indonesia

                     Dalam praktik ketatanegaraan kadang-kadang terjadi pemusatan kekuasaan pada satu orang saja, sehingga terjadi pengelolaan
               sistem pemerintahan dilakukan secara absolut atau otoriter. Untuk menghindari hal tersebut perlu ada pemisahan atau pembagian

               kekuasaan, agar terjadi kontrol dan keseimbangan di antara lembaga pemegang kekuasaan. Dengan kata lain, kekuasaan legislatif,
               eksekutif maupun yudikatif tidak dipegang oleh satu orang saja.
                      Menurut Kusnardi dan Ibrahim (1983:140) menyatakan bahwa istilah pemisahan kekuasaan (separation of powers) dan
               pembagian kekuasaan (divisions of power) merupakan dua istilah yang memiliki pengertian berbeda satu sama lainnya. Pemisahan
               kekuasaan berarti kekuasaan negara itu terpisah-pisah alam beberapa bagian, baik mengenai organ maupun fungsinya. Dengan kata

               lain, lembaga pemegang kekuasaan negara yang meliputi lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif merupakan lembaga yang
               terpisah satu sama lainnya, berdiri sendiri tanpa memerlukan koordinasi dan kerja sama. Setiap lembaga menjalankan fungsinya
               masing-masing. Contoh negara yang menganut mekanisme pemisahan kekuasaan adalah Amerika Serikat










     E - Modul PPKn Kelas X Ganjil  |                                                                                                             -3
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13