Page 203 - 0. Buku Fisika SMA Kelas X
P. 203
Q 2 = m . c . t CD dengan: c = kalor jenis air
4. Gambar DE (Q U)
o
Penambahan kalor setelah air mendidih pada suhu 100 C tidak digunakan untuk menaikkan
suhu, melainkan untuk merubah wujud zat dari air berangsur-angsur berubah menjadi uap
o
(gas) yang bersuhu tetap, yaitu 100 C. Besarnya kalor yang digunakan untuk merubah wujud
ini dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Q U = m . L dengan: L = kalor uap atau kalor laten (J/kg atau kal/g)
5. Gambar EF (Q 3)
Pada tahap terakhir ini, kalor yang diberikan digunakan untuk menaikkan suhu uap sampai
o
pada suhu tertentu, misalnya 120 C. Besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan uap air
dihitung dengan persamaan berikut.
Q 2 = m . c . t EF dengan: c = kalor jenis uap air
o
Jadi, jumlah kalor yang diperlukan untuk merubah wujud es bersuhu -10 C menjadi uap air
o
bersuhu 120 C adalah:
Q total = Q 1 + Q L + Q 2 + Q U + Q 3
Bila terjadi peristiwa sebaliknya, yaitu dari wujud uap air bersuhu tinggi menjadi es bersuhu
rendah, maka peristiwanya identik (sama) dengan proses di atas tetapi berbeda istilah,
misalnya memerlukan kalor diganti dengan melepaskan kalor, perubahan wujud BC mencair
sedangkan perubahan wujud CB membeku.
Dari grafik di atas dapat dinyatakan bahwa:
1. Titik lebur es = titik beku air
2. Titik didih air = titik embun uap air
3. Kalor lebur es = kalor beku air
4. Kalor uap air = kalor embun gas
Nama peristiwa perubahan wujud zat:
Keterangan:
Padat 1. Mencair
2. Membeku
1 5 3. Menguap
2 6 4. Mengembun
5. Menyublim
Cair 3 Gas 6. menyublim
4
Bab Fisika Kelas X SMA/MA 191