Page 9 - FINAL E-MODUL SKRIPSWEET
P. 9

Masa Pemerintahan Jepang di Kota Malang membawa banyak kesengsaraan
    terutama  dibidang  sandang  dan  pangan,  guna  mengatasi  permasalahan
    tersebut  Pemerintah  Jepang  membentuk  Keishabuco  yang  bertugas  dan
    bertanggung  jawab  atas  perekonomian  di  setiap  daerah,  faktanya  pada  bulan
    Februari di tahun 1943 di daerah Nongkojajar diadakan musyawarah ekonomi
    dengan  hasil  solusinya  memperbesar  “hasil  bumi”  untuk  mengatasi
    permasalahan.  Namun  solusi  itu,  tidak  mensejahterakan  dengan  sifatnya
    memaksa  sehingga  masyarakat  tidak  bisa  menikmati  hasil  panen  dan  harus
    diserahkan kepada Jepang, karena pada dasarnya kebijakan tersebut hanyalah
    propaganda  untuk  mensejahterakan  Pemerintahan  Jepang  sendiri.  Adapun
    ketentuannya “hasil bumi” tersebut diatur 5% dijual kepada Pemerintah Jepang,
    10%  dihitung  sebagai  biaya-biaya  yang  dikeluarkan,  20%  untuk  Kumiai
    (Koperasi   milik   Pemerintah   Jepang   yang   memanipulasi   struktur
    perekonomian) dan sisanya untuk masyarakat (Yuliati, 2012: 8).

          Kumiai sebagai koperasi milik Pemerintah Jepang yang mengatur struktur
    perekonomian,  beranggotakan  perwakilan  Bumiputera,  Orang  Tionghoa,  dan
    Arab   yang   menjabat   sebagai   anggota   biasa   sedangkan   perwakilan
    Pemerintahan Jepang yang mendominasi kebijakan Kumiai. Walaupun tujuan
    resmi  pembentukannya  untuk  melindungi  perekonomian  Bumiputera  yang
    terancam  oleh  keberadaan  Orang  Tionghoa  dan  membantu  perkembangan
    industri  nasional,  faktanya  tujuan  tersebut  dipelintir  untuk  memperkuat
    cengkraman  Pemerintahan  Jepang  terhadap  kegiatan  ekonomi  Bumiputera
    dan Orang Tionghoa yang saat itu cukup mendominasi sehingga mengabaikan
    kesejahteraan masyarakat Kota Malang (Wicaksono, 2012: 29).

         Keberadaan Kumiai tidak menjawab permasalahan ekonomi di Kota Malang,
    terlebih  ketika  biaya  militer  terus  mengalami  defisit  (pendapatan  lebih  kecil
    dan pengeluaran lebih besar) sehingga merosotnya nilai mata uang dibarengi
    dengan  pihak  Pemerintah  Jepang  terus-menerus  mencetak  uang  (Mata  uang
    jepang berupa Nippon) menjadikan permintaan barang naik (Hudiyanto, 2014:
    80).  Permasalahan  tersebut  memunculkan  korupsi  diantara  pegawai
    pemerintahan,  kemunduran  ekonomi  yang  berimbas  terhadap  tingginya
    pengangguran  di  kota,  serta  menipisnya  kemampuan  membeli  sandang  dan
    pangan  karena  menganggur,  menurunya  kesehatan  masyarakat  sehingga
    banyak  yang  terjangkit  penyakit  kulit  dan  meninggal  karena  kelaparan
    (Wicaksono, 2012:30).

                            Bagaimana Menarik Bukan?,
                           Tapi Pembahasan Belum Selesai
                         Ayo Cari Tau Pada Halaman Berikutnya!!!


                               8
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14