Page 4 - FLIPBOOK HAKIKAT MENCINTAI ALLAH SWT
P. 4
di lubuk hati. Semua cinta yang dimiliki Ibrahim as rasa-rasanya ditumpahkan kepada Nabi
Ismail kecil.
Kebahagiaan Nabi Ibrahim As. dikarunia anak yang terus menyelimuti
kehidupannya sehari-hari kini dibenturkan dengan perintah Allah swt sebagai ujian-Nya.
Betapa tidak, Ismail yang baru lahir oleh Allah diperintah untuk memindahkannya di
padang pasir berdua dengan ibunya, Hajar. Di situlah Iman Nabi Ibrahim bersama istrinya
Hajar diuji. Siapa sosok ayah yang tega melihat anak mungilnya ditinggal berdua bersama
istri di padang pasir. Perasaan Nabi Ibrahim hancur lebur melihat semua ini. Ujian Nabi
Ibrahim tidak sampai di sini, ketika Nabi Ismail sudah beranjak umur 7 tahun, rasa cinta
Nabi Ibrahim as kepada Nabi Ismail diuji. Nabi Ibrahim as harus menerima perintah Allah
swt yang sangat tidak logis untuk dilakukannya. Namun, semua itu diluluhkan oleh
ketaqwaan Nabi Ismail yang mulai tampak sejak dini. Singkat cerita, Nabi Ibrahim as
dengan berat hati melaksanakan perinta Allah swt untuk menyembelih putranya, Ismail
pada tanggal 10 bulan Dzul Hijjah. Namun, ketaqwaan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Allah gantikan dengan cara Nabi Ismail diganti dengan seekor kambing.
Setiap kita adalah Ibrahim. Ibrahim punya Ismail. Ismail bisa jadi adalah hartamu
atau mungkin jabatanmu. Ismail bisa jadi gelarmu, egomu, atau mungkin ia adalah sesuatu
yang kita sayangi dan mati-matian ingin kita pertahankan di muka bumi ini. Ibrahim tidak
diperintah Allah untuk membunuh Ismail, putranya sendiri. Ibrahim hakikatnya hanya
diperintah Allah untuk membunuh rasa ‘kepemilikan’ terhadap Ismail karena pada
dasarnya semuanya hanya milik Allah swt.
Dari Nabi Ibrahim kita belajar dan mengambil hikmah bahwa segala sesuatu yang
kita punya, bahkan yang ada pada diri kita -sudah kita anggap bagian dari hidup kita- harus
ikhlas melepaskannya bila mana sudah menjadi perintah-Nya. Jangan sampai kita
mendurhakai-Nya demi sesuatu yang kita cintai. Sebab, sesuatu yang kita cintai itu berada
dalam genggaman-Nya yang kita durhakai.
B. Hakikat Takut kepada Allah SWT (Khauf)
Rasa takut (khauf) merupakan sifat orang bertaqwa, sekaligus merupakan bukti
iman kepada Allah Swt. Takut kepada Allah Swt. dapat berupa rasa takut tidak diterimanya
taubat, takut tidak mampu istikamah dalam beramal saleh, takut akan mengikuti hawa
Hakikat Mencintai Allah SWT, Khauf, Raja’, dan Tawakal Kepada-Nya 3