Page 19 - Modul Digital Teks LHO
P. 19
Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
Pulau "Barang siapa mengenal yang empat,
Gurindam 12, Bab 1:
Ia itu telah mengenal Tuhan yang
Penyengat mengenal diri, keempat, mengenal
satu. Pertama, mengenal Allah,
kedua, mengenal Rasul,Ketiga,
MASJID RAYA SULTAN RIAU zaman."
Masjid ini pertama kali dibangun pada tahun 1803
seiring dengan dibukanya Pulau Penyengat sebagai mas
kawin dan kemudian tempat kediaman Raja Hamidah
Engku Putri. Pada masa itu masjid ini diperkirakan
terbuat dari kayu. Hingga pada tahun 1832, Raja
Abdurrahman yang pada masa itu menjabat sebagai
Yang Dipertuan Muda ke - 7 Kerajaan Riau - Linga
melakukan renovasi dengan cra bergotong royong
dengan semua lapiran masyrakata di pulau Penyengat
kala itu.
RAJA ALI HAJI
Raja Haji Fisabilillah adalah Yang
Dipertuan Muda ke 4 Kerajaann Raiu -
Lingga - Johor dan Pahang. Beliau
adlaah anak dari Daing Celak (Yang
Dipertuan Muda II) dan Tengku
Mandak. Raja Haji Lahir di pada tahun
1727 di Hulu Riau Sungai Carang.
Baliau diagkat sebagai Yang Dipertuan
Muda pada tahun 1777 menggantikan
Daing Kamboja. Pusat
pemerintahannya berkedudukan di
Makam Raja Ali Haji Hulu Riau di Istana Kota Piring.
Balai Adat Pulau Penyengat
Raja Hamidah binti raja Haji Fisabilillah atau Bangunan ini disebut dengan Balai Adat
dikenal sebagai Engku Putri adalah Melayu Riau, dibangun pada tahun 1985 yang
permaisuri Sultan Mahmud Riayat Syah. bertujuan sebagai balai pertemuan bagi
Pada pernikahannya, Sultan Mahmud masyarakat. Bangunan ini terletak di
memberikan Pulau Penyengat kepada Engku kampung ladi Pualau penyengat. Bentuk
Putri. Selain itu pada Engku putri juga bangunan Balai Adat merupakan jenis
diamanhkan “Regalia” yaitu seperangkat alat- bangunan tardisional Melayu Selasa Jatuh
Kembar, selain bangunan utama juga
alat kebesaran kerajaan yang terdiri dari : terfdapat bangunan kecil pendukung
Sebuah Cogan, Tepak Sirih, Ketor, Ketir, sebanyak 4 buah.
Keris Panjang, dan Nobat. “Regelia”
digunakan untuk penobatan atau
pengangkatan Sultan. Hal ini disebabkan
Engku Putri dipandang sebagai tokoh Makam Raja Hamidah Engku Putri
perempuan yang memegang teguh adat Raja Abdurrahman adalah Yang Dipertuan Muda
istiasdat kerajaan. Kerajaan Riau - Lingga ke - 7 beliau merupakan
tokoh yang menginisasi renovasi masjid Raya
Sultan Riau yang dilakukan secara bergotong
royong oleh semua lapiran masyarakat Pulau
Penyengat kala itu. Raja Abdurrahman juga disebut
dengan Marhum Kampung Bulang.
Makam Abdurahman
10
Makam Abdurahman