Page 39 - Info Akuakultur Edisi Oktober 2022
P. 39
meningkatkan ekonomi Indonesia bisa
terwujud,” tambah Tebe.
Sementara itu, Kepala BPBAT
Mandiangin, Evalawati, menambahkan
BPBAT Mandiangin memang diberikan
tugas oleh Direktorat Jenderal
Perikanan Budidaya Kementerian
Kelautan dan Perikanan untuk
mengembangkan ikan-ikan lokal yang
salah satunya ikan belida.
“Alhamdulillah kami telah berhasil
mengembangkan ikan belida, namun
ikan masih belum kita rilis. Rencananya,
tahun ini baru kita bentuk timnya untuk
merilis ikan belida, sehingga harapannya
ikan ini dapat dibudidayakan secara
massal kepada pembudidaya ikan Evalawati menunjukan ikan belida hasil Puji Widodo saat memberikan pakan
budidaya
untuk ikan belida
seluruh Indonesia,” ujar Eva.
Sehingga, nanti setelah dirilis, ukuran 2-4 kg, dengan rata rata Dengan bisa konsumsi pakan
masyarakat mendapatkan ikan belida produksi benih ukuran 1-3cm per pelet, lanjut Widodo, ketergantungan
tidak lagi tergantung pada tangkapan bulan sebanyak 1000–2000 ekor. terhadap pakan alami pada tahap
alam. Sehingga ikan ini tidak lagi “Untuk mendapatkan formula pada pemijahan hingga pembesaran
menjadi komoditas yang dilindungi tahapan budidaya yang tepat memang dapat dihilangkan. Selain itu, ikannya
tetapi kembali bisa dibudidayakan dan butuh proses panjang,” jelas Widodo. menjadi lebih jinak, tidak mudah
dikonsumsi oleh masyarakat. Tapi sekarang, tambahnya, kita su- stress, dan mudah adaptasi di
Sedangkan Penanggung Jawab dah dapat menemukan teknologinya, lingkungan budidaya.
Ikan Lokal, Puji Widodo, menceritakan seperti teknologi pemijahan, dengan Jika dari kecil sudah terbiasa
perjalanan proses sampai dengan pemijahan alami menggunakan sarang dengan pakan buatan, untuk tahap
keberhasilan ini. Dimana dia menyebut dari kayu ulin. Sementara teknologi pembesaran menjadi mudah adaptasi
memulai pada tahun 2005, yang pendederan yang digunakan untuk di kolam atau KJA. Dari segi performa
dilakukan pada sebagian besar spesies produksi benih ikan belida menggu- pertumbuhan untuk ukuran larva dan
yang didomestikasi, menunjukkan nakan sistem resirkulasi sederhana benih, pertumbuhan kurang lebih
bahwa yang saat ini mampu dengan aplikasi pakan buatan dari sama bila dengan pakan alami, yakni
beradaptasi dalam wadah budidaya larva hingga mencapai ukuran induk. mencapai ukuran 5-8cm dalam waktu
yang berbeda dengan habitat alaminya. Selain itu, kalau dulu kesulitan 1,5 bulan, bahkan bisa lebih hemat
Pada program domestikasi ikan untuk produksi benih karena belum biaya pakan.
belida, diperlukan pengembangan ditemukan pakan yang tepat dari Waktu pemeliharaan untuk
teknik pemeliharaan induk, pemijahan, ukuran larva sampai benih, sekarang mencapai ukuran konsumsi sekitar
pemeliharaan benih, dan pembesaran. sudah dapat teratasi fase kritis dari 100gram per ekor selama 4 bulan,
Prosesnya berlangsung cukup lama, tahap larva ke benih, bahkan pakan sementara untuk mencapai ukuran
mulai dari proses domestikasi sampai pembesaran hingga induk juga sudah 1kg per ekor diperlukan waktu kurang
akhirnya ikan sudah berhasil, hingga menggunakan pakan pelet. lebih 2 tahun.
sekarang semua ikan bisa diberi pakan Pemijahan belida secara alami, “Harapannya ke depan, ikan belida
buatan berupa pelet. jadi produksi benih tergantung dengan hasil budidaya mampu menjadi solusi
Dari stadia larva hingga induk jumlah induk dan jumlah telur hanya untuk meningkatkan populasi ikan
berhasil dengan pemberian pakan kisaran ratusan saja yaitu 300-500 butir/ belida di alam, mencegah penang-
pelet sejak tahun 2019. Dan hingga induk. “Singkatnya dulu sulit untuk kapan ikan belida di alam, dan mampu
saat ini, induk belida yang dimiliki produksi benih dan induk, sekarang menggerakkan ekonomi masyarakat
sekarang sebanyak 110 ekor dengan telah bisa diatasi,” terang Widodo. setempat,” tandasnya. l (Adv)
Info Akuakultur| Edisi No. 93/Tahun VIII/Oktober 2022 39

