Page 21 - Aku Suka Membaca
P. 21
Dalam perjalanan, mereka melewati banyak
orang. Orang-orang terpesona melihat gadis itu.
“Wah, gadis itu cantik sekali! Siapa wanita tua di
belakangnya?” bisik orang-orang. Gadis itu malu
mengakui bahwa wanita tua itu adalah ibunya. Ia
pun menjawab dengan angkuh, “Oh, itu
pembantuku.”
Sang ibu terkejut mendengar jawaban itu. Ia
menunduk, menahan air mata. Sepanjang jalan,
gadis itu berulang kali mengingkari ibunya,
mengatakan bahwa ibunya adalah pelayan, bukan
orang tuanya. Sang ibu benar-benar sedih dan
sakit hati.
Akhirnya, mereka sampai di bawah pohon besar
untuk beristirahat. Di tempat itulah, sang ibu
berdoa dengan suara lirih sambil meneteskan air
mata.
Ya Tuhan, jika memang anakku tidak mau
mengakuiku sebagai ibunya, hukumlah dia. Biarlah
dia tahu bagaimana sakitnya hati ini.” Tiba-tiba,
langit menjadi gelap. Petir menyambar.
Tubuh gadis itu mulai gemetar ketakutan.
“Kakiku… kenapa ini?!” teriak sang anak. Ia
melihat tubuhnya mulai mengeras menjadi batu.