Page 22 - Aku Suka Membaca
P. 22

“Aku  tidak  bisa  bergerak!  Tolong,  Ibu..Maaf!
         Maafkan aku!” tangisnya.

            Tapi semuanya sudah terlambat. Tubuh gadis
         itu perlahan berubah menjadi batu. Namun dari

         kedua matanya, air mata terus mengalir, seolah
         ia masih menangis dan menyesali perbuatannya.

         Karena itulah, batu itu disebut Batu Menangis.
             Hingga  kini,  orang-orang  di  Kalimantan
         percaya  bahwa  di  sebuah  bukit  ada  batu

         berbentuk gadis yang terus menangis. Batu itu
         menjadi  pengingat  bagi  anak-anak  agar  selalu

         menyayangi dan menghormati ibu mereka.
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27