Page 68 - E-book dasar-dasar komunikasi pekerjaan sosial
P. 68

KEGIATAN PEMBELAJARAN


                                                             13


                                                ORGANISASI DAN

                        ADMINISTRASI DALAM PENYULUHAN PERTANIAN




             8.1 pengorganisaian dalam penyuluhan
                 Pengorganisasian dalam kegiatan penyuluhan terutama diarahkan pada upaya mempercepat
                 pemerataan  penerapan  teknologi  pada  tiap  tingkat  sasaran  binaan.  Disampng  itu,  adanya
                 pengorganisasian penyuluhan akan mempermudah koordinasi, memperlancar arus informasi
                 sekaligus menjalin kerja sama antar penyuluhan di lapangan, baik yang bergerak disubsektor
                 pertanian pangan,peternakan,perkebunan,maupunperikan dan kelautan.
                 Untuk  lebih  tearahnya  kegiatan  penyuluhan  maka  penataan  organisa  yang  perlu  dilakukan
                 menurut Samsudin (1994) adalah meliputi berikut ini.
                 Organisa pada tingkat penyuluh, mulai dari penyuluh lapangan hingga penentu kebijaksaan
                 ditingkat atas.
                 Organisasi  pada  tingkat  sasaran  binaan  termasuk  berbagai  organisasi  masyarakat  ,seperti
                 kelompok tani dewasa, kelompok taruna tani,kelompok wanita tani, kelompok peternak ayam
                 kampung, kelompok ternak parah,kelompok peternak kambing,kelompok pengrajin, kelompok
                 nelayan , kelompok dasa wisma dan sebagainya
                 3. Organissasi  nelayanan  dan  pemasaran  hasil  ;  termasuk  disini  adalah  koperasi  unit  desa,
                 koperasi peternak susu, koperasi simpan pinjam dan sebagainya
                 4. Organisasi yang terkait dengan kegiatan penyuluhan, baik dari instansi pemerintah maupun
                 lembaga swadaya masyarakat.
                       Di  beberapa  negara  berkembang,  masalah  pengorganisasian  ditingkat  penyeluhan,
                 terutama mencakupi antara lain sebagai berikut.
                 Tidak tersedianya waktu dan dana yang cukup bagi penyuluh dalam membuat rencana kerja
                 yang relevan dengan kebutuhan dan sasaran.
                 Fungsi penyuluh yang masih kabur karena masih banyak penyuluh yang melakukan kegiatan
                 administrasi dan tugas tugas lain diluar kegiatan penyuluhan.
                 Luasnya  wilayah  kerja  penyuluhan  yang  tidak  berimbang  dengan personil  dan  sarana  yang
                 masih sangat terbatas.
                 Kempampuan penyuluh dalam  berbagai keahlian yang masih terbatas karena masih kurangnya
                 memperoleh latihan yang menyangkut tugas pokoknya.
                 Peraturan atau kebijakan pemerintah yang sering atau mudah berubah, sehingga memerlukan
                 penyesuaian yang cukup lama dari kondisi sebelumnya.
                 Menurut Mardikanto (1993)






                                                                                                             64
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73