Page 42 - lay out cerita 2.pmd
P. 42
Kemarau panjang mulai menampakkan cengkeramannya.
Tanah-tanah mulai rengkah. Tanaman banyak yang kekurangan
air. Matahari semakin menjadi-jadi menjilati bumi. Kehidupan
masyarakat mulai sulit, air mulai sulit didapatkan. Tanaman
mulai sulit tumbuh. Siapa yang mengira kemarau panjang
mulai memperlihatkan kegagahannya. Tak ada yang bisa
menolak kedatangannya. Kehidupan menjadi terasa sulit
karena tanaman tidak lagi tumbuh dengan subur. Begitupula
dengan kehidupan Bujang dan ibunya. Mereka mulai
mengalami kesulitan hidup. Mereka hanya bisa memakan
makanan apa adanya saja. Kadang-kadang memakan layu-layu.
Setiap hari Ibu Bujang menjemur nasi sisa hingga kering,
menumbuknya, dan mencampurnya dengan kelapa parut dan
gula aren. Dengan cara itu mereka bisa makan. Ibu Bujang pun
tak lagi sering ke ladang seperti sebelumnya. Musim kemarau
benar-benar menguji keimanan Ibu Bujang dan penduduk
sekitar. Jika mereka ingin mendapatkan air bersih, mereka
harus mengambilnya ke mata air dekat hutan.
Ibu Bujang, mana si Bujang, kau suruhlah dia
34

