Page 12 - MALIN KUNDANG
P. 12

Kekesalan Paman Kareang menyebabkan Si Dayang Bandir
                                      dan Sandean Raja dibuang ke hutan. Sesampainya di hutan,
                                      Paman Kareang mengikat Si Dayang Bandir di atas sebatang
                                      pohon sehingga tidak dapat dijangkau adiknya, Sandean
                                      Raja. Sandean Raja menangis tak henti-henti sampai
                                      kehabisan air mata. Sandean Raja mencoba membebaskan
                                      kakaknya. Tapi ia tidak berhasil memanjat pohon tersebut,
                                      setiap mencoba ia pun jatuh.                            Tubuhny
                   a menjadi tergores dan luka-luka. Biarlah kekejaman paman ini kutanggung sendiri, kata
                   Si Dayang Bandir lemah. Bila kau lapar, makanlah pucuk-pucuk daun yang berada di
                   sekitarmu, ucap Si Dayang Bandir, kepada adiknya yang kelaparan.

                   Setelah beberapa hari terikat di batang pohon, akhirnya Si Dayang Bandir tampak mulai
                   lemas dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Begitu kejam pamanku! umpat
                   Sandean Raja. Ia pun hidup seorang diri di hutan selama beberapa tahun hingga ia
                   menjadi seorang pemuda yang gagah perkasa. Selama di hutan, ia selalu ditemani roh Si
                   Dayang Bandir. Ku harap kau segera menghadap Raja Sorma, bisik halus Roh Si Dayang
                   Bandir, kepada Sandean Raja. Raja Sorma adalah adik kandung dari Ibu Sandean Raja.
                   Raja Sorma tidak kejam seperti Paman Kareang yang saat ini sudah menjadi raja di
                   Kerajaan Timur.


                   Sandean Raja berhasil keluar dari hutan dan segera
                   menuju ke wilayah Kerajaan Barat untuk menghadap Raja
                   Sorma. Ampun Sri Baginda Raja Sorma. Hamba adalah
                   Sandean Raja. Putra Mahkota Kerajaan Timur, kata
                   Sandean Raja. Raja Sorma sangat terkejut dengan ucapan
                   Sandean Raja karena ia mendengar bahwa Sandean Raja
                   dan Si Dayang Bandir telah meninggal dunia. Untuk
                   membuktikan bahwa Sandean Raja benar-benar
                   keponakannya, Sandean Raja                                                 diuji
                   memindahkan sebatang pohon hidup dari hutan ke Istana. Ujian selanjutnya, Sandean
                   Raja diharuskan menebas sebidang hutan untuk dijadikan perladangan. Pekerjaan itu
                   diselesaikan Sandean Raja dengan baik. Selanjutnya, Sandean Raja diperintahkan untuk
                   membangun istana besar yang disebut Rumah Bolon dan ternyata berhasil dan selesai
                   dalam waktu tiga hari.

                   Raja Sorma belum mau mengakui Sandean Raja sebagai keponakannya sebelum menempuh
                   ujian terakhir. Yaitu, menunjuk seorang puteri raja di antara puluhan gadis di sebuah
                   ruang yang gelap gulita. Sandean Raja merasa khawatir kalau ujian yang terakhir ini ia
                   tidak berhasil. Jangan khawatir, aku akan membantumu, bisik roh Si Dayang Bandir.
                   Akhirnya Sandean Raja berhasil memegang kepala puteri raja yang sedang bersimpuh.
                   Atas keberhasilannya, Sandean Raja diakui sebagai keponakan Raja Sorma dan dinikahkan
                   dengan puterinya.
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17