Page 224 - BS K6 Tema 9 Rev18
P. 224

Sekar ingat saat-saat menghadapi perlombaan itu.  Ia dan Ajeng berlatih
                    bersama.  “Sekar, kamu baik sekali mau mengajariku menjadi pembaca cerita
                    yang baik,” kata Ajeng saat berlatih.

                        Sekar tersenyum, “Aku senang jika kamu merasa menjadi lebih baik dari
                    tahun-tahun sebelumnya untuk menghadapi perlombaan nanti.”

                        Ah!  Tetapi, Sekar tidak pernah membayangkan jika ternyata Ajeng dapat
                    mengalahkannya saat lomba!  Ada rasa sesal, kenapa ia mau mengajari Ajeng
                    saat menjelang lomba.  Perasaan Ajeng campur aduk antara perasaan marah,
                    kesal, dan kecewa.  Sejak itu, Sekar selalu menghindar dari Ajeng.  Ia bersikap
                    dingin terhadap Ajeng.

                        Kini setelah dua minggu Sekar bersikap tidak ramah terhadap Ajeng, Sekar
                    mulai merasakan sendiri kesedihan setelah persahabatannya dengan Ajeng
                    menjadi renggang.  Sekar merasakan kehilangan hari-harinya yang indah
                    sebelumnya bersama Ajeng.

                        “Ajeng,” Sekar tiba-tiba menyapa Ajeng saat jam istirahat di kelas.

                        Ajeng terkejut.  Sekar mau bicara dengannya!  Padahal sejak usai lomba
                    itu, Sekar selalu menghindarinya dan tidak mau diajak bicara.

                        “Maafkan sikapku,” kata Sekar. Sekar lalu menjabat tangan Ajeng erat-erat.
                    “Aku rela tidak mendapatkan juara, asalkan kamu mau tetap jadi sahabatku,
                    Ajeng.”  Mata Sekar mulai berkaca-kaca.

                        Oh! Ajeng terkejut dengan sikap Sekar.  Ia pun berkata,”Aku juga, Sekar.
                    Aku pikir, lebih baik aku tidak menjadi juara asalkan masih tetap bersahabat
                    denganmu.”

                        Sekar menggeleng, “Kamu berhak mendapatkan juara, Ajeng. Kamu
                    sungguh sangat bagus saat lomba.  Aku harus bersikap sportif mengakuinya.
                    Semalam ibuku mengatakan kepadaku, bahwa aku tetap menjadi juara.  Aku
                    juara karena telah berhasil menjadikan orang lain menjadi juara.”

                        Kedua sahabat itu pun saling berpelukan.  Indahnya persahabatan!

                                                           Disadur dari Nusantara Bertutur, Kompas Minggu 1 Oktober 2017



















                    218     Buku Siswa SD/MI Kelas VI
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229