Page 119 - PADB Katolik IX BS isi.indd
P. 119

a.  Cobalah amati video yang menceritakan perjuangan seseorang
                      dalam menggapai cita-cita. Jika tidak ada video, kamu dapat
                      membaca cerita berikut ini.




                                        Calon Perancang Busana


                         Herman adalah anak kedua dari empat bersaudara. Selain
                     pandai sepakbola, ia pandai juga menjahit. Memang, orang
                     tuanya memiliki mesin jahit. Karena ayahnya penghasilannya
                     tidak besar, walaupun dia seorang ABRI, maka ayahnya sering
                     membuat sendiri pakaian untuk Herman, kakaknya, dan adik-
                     diknya. Herman sering memperhatikan cara ayahnya membuat
                     baju atau celana baginya. Sering pula ia coba-coba menjahit,
                     mulai dengan menambal celana atau baju yang sobek di bagian
                     leher atau di bagian saku celana. Semakin dewasa, ia merasa
                     bahwa jahitan pakaian buatan ayahnya cukup rapi tetapi kurang
                     ”ngetrend” apalagi bagi anak muda.
                         Di sebuah toko buku yang cukup besar, Herman sering
                     iseng-iseng melihat-lihat buku-buku mode yang dijual di situ.
                     Dia tidak membelinya karena harganya cukup mahal. Pada
                     suatu hari, di sebuah kios buku bekas ia melihat sebuah buku
                     mode yang menarik dan harganya tidak terlalu mahal. Herman
                     membeli buku tersebut dengan sisa uang saku yang ia miliki
                     bulan itu. Ia membeli juga kain dan mencoba membuat salah
                     satu model baju yang ada dalam buku itu.
                         Ketika Herman memakai baju buatannya sendiri itu di
                     sekolah, banyak teman yang memujinya dan bertanya di
                     mana ia menjahitkan baju itu. Ia bercerita kepada teman yang
                     mengagumi bajunya itu, bahwa itu dibuatnya sendiri. Teman-
                     temannya hampir tidak percaya akan hal itu. Lalu dia menawarkan
                     menjahit kain temannya secara gratis, bila ada yang mau beli
                     sendiri kain. Beberapa teman malah mengejek dia, tetapi salah
                     seorang temannya yang bernama Abdulah”pengen tahu” juga,
                     maka ia membeli kain yang ia sukai dan minta Herman untuk
                     menjahit seperti bajunya itu.
                         Tiga hari kemudian, baju pesanan Abdulah itu sudah jadi.
                     Kemudian, Abdulah mencobanya dan ia senang sekali. Sebab,
                     selain tampak indah dan rapi, baju itu juga enak untuk dipakai.





                                                                                     Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti   113
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124