Page 69 - PADB Katolik IX BS isi.indd
P. 69
Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita,
bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-
jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh
belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan-rekannya menyewa
sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Semula mereka hanya me layani dua belas orang akhirnya
dapat me layani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pe layanan
tersebar di se luruh dunia untuk melayani orang-orang miskin
dan telantar. Ia mem bangun banyak rumah bagi mereka yang
menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta
hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu
pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.
Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa
pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan.
Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh
hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang
diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di
Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi
makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata
bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika
penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia
yang membutuhkan.
Menyadari kondisi kesehatannya yang sudah merosot,
Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih
penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala
terpilih untuk meneruskan apa yang menjadi tugas dan
pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5
September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari
23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman
diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India,
yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary
of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut
adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa.
Sumber: Bintang Nusantara dkk, 2011, Membangun Komunitas Murid
Yesus IX, Kanisius, Yogyakarta, hal 97-99.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 63