Page 38 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 38

Seluruh  awak  kapal  merasa  lega  karena  mereka  sudah dapat

            terlepas dari genggaman keluarga Raja Digar Alam. Kedua kapal
            Kerajaan Khairan Langkawi bergerak mulai berlayar.

                    Burung Bayan masih tertinggal karena mempunyai tugas.
            Burung Bayan mengamati kepedihan Bikrama Indra di istananya.
            Keluarga Istana Berangta berlarian akan menolong kapal Nakhoda
            Muda yang terbakar. Sampai di tepi pantai mereka hanya melihat
            seperti puing-puing kapal yang menjadi abu. Padahal itu hanyalah
            arang  dari  kayu  dan  tempurung  kelapa  yang  terbakar.  Mereka
            terpedaya tipu  muslihat  Ratna  Komala.  Bikrama  Indra mengira
            wanita itu terbakar bersama kapalnya. Mereka berpencar mencari
            puing-puing  kapal  yang  hancur.  Sementara  itu  Bikrama  Indra
            kembali ke taman sari merenungi kepergian Nakhoda Muda.


                    Tiba-tiba,  seekor  burung  bayan menyapanya, “Hai, Raja
            Bikrama Indra, janganlah Tuan bersedih karena Nakhoda Muda
            telah melepas sauhnya pergi berlayar menuju Kerajaan Khairan
            Langkawi.”

                    Bikrama  Indra segera menjawab,  “Hai, burung  bayan
            maukah  kau  mendekat  ke sini di dekatku,  aku  akan  bertanya
            kepadamu.  Siapakah  Nakhoda  Muda  itu,  putra  siapakah  dia,
            dan dari mana asal kerajaannya?” Burung bayan hanya terbang-
            terbang di dekat Bikrama Indra karena dia akan segera kembali
            ikut berlayar menuju istana Khairan Langkawi. “Asal usul Nakhoda

            Muda hamba tidak bisa menjawab, tetapi hamba memberi tahu
            bahwa ia memang  seorang  putri kerajaan.”  Kini hanya tinggal
            Bikrama Indra merenungi nasib dirinya yang sedang patah hati.





                                         33
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43