Page 15 - Buku Digital (HAKI)_Neat.
P. 15
Perjuangan Bung Tomo dalam Pertempuran Su rabaya
Bung Tomo memiliki kepribadian yang mudah bergaul kepada siapapun,
kepribadian tersebut telah terbentuk saat beliau masih kecil. Hal ini bisa terlihat dari ketika
beliau masih sekolah di HBS (Hoogere Burgerschool). Dimana di sekolahnya tersebut
kebanyakan anak-anaknya berasal dari keturunan Belanda, tetapi Bung Tomo bisa bergaul
dengan baik dengan mereka. Di samping itu juga Bung Tomo memiliki kedekatan dengan
beberapa kyai, meskipun beliau tidak secara langsung mengenyam pendidikan di bangku
pesantren. Kedekatan ini terlihat ketika belia sebelum melakukan peperangan dengan
pihak sekutu, terlebih dahulu sowan kepada KH. Hasyim Asy’ari untuk meminta doa restu
dan dukungan agar diberi kemudahan dalam berjuang.
Bung Tomo juga merupakan sosok pejuang
yang rendah hati. Hal ini terlihat dari ketika bangsa
Indonesia menjelang peringatan Hari Pahlawan yang
ke enam, tepatnya pada tanggal 9 November 1951.
Kemudian keesokannya pada tanggal 10 November
1951, beliau melihat fotonya terpampang di koran-
Pidato Bung Tomo koran dan poster yang memuat potret perjuangan
(Sumber: https://liputan6.com) beliau dalam peristiwa pertempuran Surabaya. Tapi
beliau menganggap bahwasanya perjuangannya tidak ada apa-apa dibandingkan dengan
perjuangan rakyat dan pejuang lainnya yang ikut berperang dan gugur dalam melawan
penjajah. Terkait dengan apresiasi yang diberikan rakyat kepada Bung Tomo, beliau
menanggapinya dengan biasa saja. Beliau lebih senang melihat jika para generasi muda
lebih menghargai jasa para pahlawan dan melanjutkan perjuangan para pahlawan,
dikarenakan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini lebih berat, jika
dibandingkan sebelumnya.
Bung Tomo juga merupakan tokoh pejuang yang taat beragama. Ketaatan
beragama ini sudah ditanamkan orang tuanya sejak Bung Tomo masih kecil. Orang tua
Bung Tomo biasanya mengajarkan ilmu agama, seperti belajar membaca Al-Qur’an
dengan baik dan benar, mengajarkan menjadi muslim yang baik, dll. Hal inilah yang
menjadikan keimanan Bung Tomo cukup kuat, meskipun tidak pernah mengenyam
pendidikan pesantren secara langsung. Ketaatan Bung Tomo dalam beragama juga terlihat
dari bagaimana beliau berpidato, selalu mengawali dan mengakhirinya dengan kalimat
takbir. Selain itu, Bung Tomo juga belajar ilmu akhlak untuk saling menghargai sesama
manusia, ketika belia menjadi keanggotaan Gerakan Pemuda Ansor.
7
Buku Sejarah Indonesia Kelas XI