Page 9 - BAB III - IKATAN KIMIA
P. 9
3.3.2 Pembentukan ikatan ion
Ikatan ion atau elektrovalen umumnya terbentuk antara atom logam dan non
logam. Hal ini terjadi karena atom unsur logam cenderung melepas elektron membentuk
ion positip (+) dan atom unsur non logam cenderung menangkap elektron sehingga
membentuk ion negatip (-). Ikatan antara ion positip dengan ion negatip melalui gaya
elektrostatis disebut ikatan ion. Perhatikan gambar berikut:
Contohnya :
Senyawa garam dapur NaCl, terbentuk dari ikatan ion antara atom Na dengan atom Cl.
• 11Na : 2 8 1
Na → Na + e
+
• 17Cl : 2 8 7
Cl + e→ Cl
-
• Ikatan ion
Na + Cl → NaCl
+
-
Ikatan ion pada molekul NaCl dimana NaCl terbentuk dari atom Na dan Cl, atom
11Na yang memiliki konfigurasi elektron 2 8 1 cenderung melepaskan 1 elektron
valensinya untuk mencapai kesetabilan oktet sehingga membentuk ion Na dengan
+
konfigurasi 2 8. Atom 17Cl dengan konfigurasi elektron : 2 8 7, cenderung menerima 1
elektron untuk mencapai kesetabilan oktet sehingga membentuk ion Cl dengan
-
konfigurasi elektron 2 8 8. Ikatan antara ion Na dengan Cl disebabkan oleh gaya
-
+
elektrostatik antara muatan positif dan muatan negatif. Contoh-contoh senyawa ionik
yang terbentuk dari atom logam dan non logam diantaranya : NaCl, KCl, MgCl, NaBr, KBr,
K2O, dan lain lain.
Ikatan ion terjadi karena adanya suatu gaya elektrostatis dari ion yang berbeda
muatan (positif dan negatif). Hal itu dapat terjadi jika antara unsur yang direaksikan
terdapat perbedaan gaya tarik elektron yang cukup besar. Satu un sur mempunyai gaya
tarik elektron yang kuat (unsur nonlogam), sedangkan unsur lainnya mempunyai gaya
tarik elektron yang lemah (unsur logam) sehingga elektronnya mudah lepas dan kedua
unsur tersebut membentuk ion unsurnya. Oleh karena itu, unsur logam dengan unsur
nonlogam umumnya berikatan ion dalam senyawanya.