Page 215 - BAB 1
P. 215
cenderung tidak memperhatikan kebersihan, ada yangb nafsu
makannya menjadi luar biasa dan tidak terkontrol.
Perubahan perilaku kearah negative banyak mengancam
keharmonisan keluarga usia tua bahkan sering menimbulkan
masalah yang sangat serius dalam kehidupan rumah tangganya.
Misal: suami isteri tidak rukun lagi, suami isteri mengurus makan
sendiri-sendiri meskipun tinggal dalam satu rumah. Jika telah
terjadi kondisi demikian, maka peran orang lain yang dalam hal ini
anak-anak atau sanak famili sangat dibutuhkan untuk berupaya
dapat menyatukan kembali kehidupan kedua orang tuanya supaya
tidak berkelanjutan yang akhirnya akan menjadi pecah. Dalam
masyarakat Indonesia peran anak masih sangat dibutuhkan bagi
suami –isteri yang sudah tua, apalagi bagi mereka yang mengalami
perubahan perilaku kearah negative, karena anak merupakan
perekat dalam keluarga. Mengacu pada Zaenuddin, beberapa faktor
yang perlu diperhatikan para suami-isteri atau orang tua agar
keharmonisan keluarga tetap terjaga sampai usia tua:
Jangan meninggalkan Ibadah, tetapi Ibadah perlu ditingkatkan.
Sejak awal pernikahan sampai sebelum masuk usia tua
hubungan interpersonal suami-isteri tetap terjaga sehingga
keharmonisan dalam berkomunikasi tetap dekat dan hangat.
Menghindari perpisahan-perpisahan fisik terlalu lama, missal
menengok anak, cucu atau cicit.
Menghindari salah komunikasi dan salah pengertian karena
kondisi tersebut akan memancing emosional kedua belah pihak.
Sejak awal perkawinan sampai usia tua harus selalu membina
hubungan yang dekat dan hangat (jawa: mbangun tresno) atau
memperbaharui rasa cinta. Keduanya harus saling menyadari
206 Ilmu Kesejahteraan Keluarga

