Page 214 - BAB 1
P. 214
pasangan mampu memperhatikan antara satu dengan lainnya,
sehingga mereka akan saling mampu menyesuaikan diri.
Keberadaan orang lain atau lingkungan sekitar hanya mengiringi
kehidupannya. Keharmonisan kehidupan dalam keluarga
bersumber dari proses perkembangan dan pendidikan yang
diperoleh dan dialami oleh setiang anggota keluarga. Berkaitan
dengan hal tersebut, masa lalu seseorang akan mewarnai kehidupan
masa tuanya, namun demikian tidak mustahil jika seseorang dimasa
mudanya dikenal sebagai orang berhasil namun dimasa tuanya
justru menderita dan terlantar atau bahkan sebagai bahan
perguncingan di masyarakat. Ini adalah sebuah kehidupan manusia
yang tidak dapat digeneralisasikan satu sama lain.
Anggota keluarga terutama suami dan isteri perlu
mengetahui, bahwa perubahan perilaku tidak hanya dialami oleh
anak-anak sampai pada usia dewasa. Perubahan perilaku pada
masa tua justru merupakan hal yang betul-betul harus diperhatikan,
karena perubahan perilaku disamping dapat terjadi kearah positif
juga dapat terjadi kearah negative. Sebagai ilustrasi adalah
demikian: Ketika sesorang memasuki masa tua dan mengalami
perubahan perilaku yang positif, misalnya: hidupnya lebih teratur,
lebih rajin, tidak banyak menyulitkan orang lain termasuk isteri,
lebih sabar, lebih arif dan yang sebetulnya harus terjadi adalah lebih
mendekatkan diri pada Tuhan (Rajin Ibadah). Keadaan inilah yang
akan mempererat hubungan suami isteri di masa tua. Sedangkan
perubahan perilaku kearah negative, misalnya: hidupnya semakin
tidak teratur, keinginannya selalu berubah-ubah, pemalas, tidak
sabarab, emosional atau cepat tersinggung, tidak rajin bahkan
Asih Kuswardinah 205

