Page 32 - 1595687149-Bencana di Pulau Seberang Full
P. 32

beberapa  ekor lumba-lumba  muncul  untuk  menghirup
          oksigen.

              Tak lama kemudian, mereka pun sampai. Seorang lelaki

          setengah baya  tengah  menunggu  kedatangan  Paman.  Ia

          kelihatan  asyik menghirup  kopi  kentalnya sambil  duduk

          di  beranda  sebuah  gubuk.  Gubuk  itu  tampak  tua  karena
          dibangun  menggunakan material seadanya.  Tak jauh  dari

          gubuk,  ada  beberapa  gubuk  lain  yang  juga  telah  dipenuhi

          oleh warga. Mereka adalah teman-teman Paman dan Amang
          Uda.  Mereka  saling  menyapa.  Di  samping  kanan  dan  kiri

          gubuk, berjejer bibit tanaman bakau dalam pot-pot anyaman

          bambu yang mulai mengusang. Di antaranya ada yang sudah

          dimasukkan dalam keranjang-keranjang siap angkut.

              “Sudah lama, Mang?” tanya paman pada Amang Uda.
              “Belum lama, mungkin sekitar sepuluh menit yang lalu.

          Hei,  kalian  berdua  ikut!  Mari,  silakan  duduk,  minum  kopi

          dulu, setelah itu kita berangkat.”
              “Di sini ramai, ya, Ayah. Apa yang akan kita lakukan?”

          komentar Mahesa melihat keramaian di sekelilingnya.

              “Kita akan  bergotong  royong  menyemai  pohon-pohon

          bakau  itu,  Mahesa  dan  mulai  menanami  kembali  pantai

          sebelah barat ini.  Kami  berencana akan  menjadikannya



           22
   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37