Page 52 - BUKU PENGAYAAN ENERGI MATAHARI DAN MANFAATNYA
P. 52
Sel surya generasi kedua lebih tipis, ringan, dan lebih fleksibel
dibandingkan sel surya generasi pertama, sehingga lebih mudah
digunakan. Pada tahun 2014, ditemukan efisiensi tertinggi yang dapat
dicapai dengan sel surya ini mencapai 20,8%. Namun efisiensi sel
surya ini rata-rata lebih rendah dibandingkan sel surya generasi
pertama, yaitu hanya 10% hingga 15%.
c. Generasi III
Sel surya generasi ketiga disebut juga advanced thin film
photovoltaic cells. Sesuai dengan namanya, sel surya generasi ke-3
ini juga merupakan film tipis, namun tingkatannya lebih tinggi
dibandingkan sel surya generasi ke-2. Sel surya generasi ketiga ini
dibuat dengan bahan polimer organik dan foto elektrokimia. Sel surya
generasi ketiga diperkenalkan oleh Profesor Michael Grätzel di
Jerman pada tahun 1991, menggunakan teknologi yang disebut dye-
sensitized solar cells (DSSC). Oleh karena itu, sel surya jenis ini
disebut juga sel Grätzel atau DSSC. Pada saat itu, Grätzel
menggunakan bahan semikonduktor titanium dioksida yang
mengandung pewarna berbasis rutenium. Efisiensi sel surya yang
dihasilkannya adalah 11%.
Berdasarkan perhitungan beberapa ilmuwan terkait
penemuan Grätzel, sel surya jenis DSSC ini diprediksi memiliki
efisiensi hingga 33%. Proses pembuatannya tidak serumit sel surya
generasi pertama dan kedua, biayanya lebih rendah, dan bahan yang
digunakan lebih ramah lingkungan. Oleh karena itu, pengembangan
sel surya DSSC dilakukan untuk meningkatkan nilai efisiensi.
44