Page 99 - BUKU PENGAYAAN ENERGI MATAHARI DAN MANFAATNYA
P. 99
matahari, bintang, api, cahaya, dan petir. Ketika cahaya melewati dua
media yang berbeda, misalnya dari satu bahan ke bahan lain yang berbeda
kerapatannya, maka ia akan mengalami pembiasan atau kelengkungan.
Medium adalah zat perantara yang dapat dilewati. Kepadatan zat
berubah-ubah. Massa jenis kaca bening lebih besar dibandingkan massa
jenis air jernih. Massa jenis air jernih lebih besar dibandingkan massa jenis
udara.
Menurut Nurhakim (2014), pelangi adalah lengkungan warna-
warni di langit yang tercipta dari pembiasan sinar matahari oleh tetesan
air hujan. Ketika sinar matahari melewati tetesan hujan, ia dibiaskan
sedemikian rupa sehingga memisahkan warna yang ada pada cahaya.
Setiap warna dipantulkan pada sudut yang berbeda. Pelangi memiliki
banyak warna berbeda, antara lain merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila,
dan ungu. Warna-warna ini muncul karena sinar matahari dibiaskan,
dipecah, dan dipantulkan oleh tetesan air hujan. Pada pelangi, warna
merah selalu berada di atas dan ungu selalu berada di bawah.
D. Bagaimana Warna-Warna Pelangi Bisa Terbentuk
Proses ini dimulai dengan sinar matahari, karena sinar matahari
memiliki banyak warna yang berperan penting dalam pembentukan
pelangi. Sinar matahari ini disebut polikromatik. Tujuh warna cahaya yang
dapat dideteksi mata manusia di langit adalah merah, jingga, kuning,
hijau, biru, nila, dan ungu, disebut cahaya tampak. Menurut ilmu fisika,
cahaya tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan
oleh adanya medan magnet dan listrik. Cahaya tampak memiliki panjang
91