Page 64 - Modul MP
P. 64
Materi Pelatihan Inti 1 - Modul Kepemimpinan dan Anti Korupsi
PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Kondisi kepemimpinan sampai saat ini masih memprihatinkan, ditandai dengan masih
maraknya praktik korupsi yang dilakukan oleh para pejabat pemerintah pusat, sampai
pemerintah kabupaten/kota, dan bahkan kecamatan dan desa. Tahun 2016,
Indonesia Coruption Watch (ICW) mencatat ada 292 kasus korupsi di pemerintah
kabupaten/kota dengan nilai korupsi Rp 478 miliar, 62 kasus korupsi di pemerintah
desa dengan nilai korupsi Rp 18 miliar. Puskesmas mengelola anggaran yang berasal
dari berbagai sumber baik pusat maupun daerah. Namun pengawasan internal di
puskesmas masih sangat lemah, sehingga rawan terjadinya korupsi.
Peran serta masyarakat sangat diharapkan didalam mencegah dan memberantas
korupsi. Hal ini sudah dinyatakan didalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71
Tahun 2000 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Oleh
karena itu, Pimpinan Puskesmas perlu dibekali dengan pemahaman tentang nilai nilai
“Anti Korupsi” agar dapat membangun sikap mental aparat yang berintegritas secara
konsisten dan terus menerus sebagai wujud akuntabilitas seorang pemimpin.
MATERI POKOK 1
KONSEP KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL
A. Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Dalam organisasi, kepemimpinan bisa berkembang dengan luas sehingga makna
kepemimpinan secara umum berasal dari istilah organum yang berarti tubuh
manusia dengan berbagai fungsi yang digunakan dalam istilah kepemimpinan.
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:
pemimpin sebagai subjek, dan yang dipimpin sebagai objek.
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur,
menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin
mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap
keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu
tidak mudah dan setiap orang mempunyai gaya yang berbeda di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.
Sarros dan Butchatsky (1996), mendefinisikan tentang kepemimpinan
"leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to
contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the
organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat
didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi
aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang
untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Pelatihan Manajemen Puskesmas | 8