Page 67 - The Survifers - XII IPS 2 - Paperslab
P. 67

Iya sudah kok
                 21:24

                 Percakapan ku dengan vania saat itu tidak sependek ini tapi aku tidak
           bisa mendeskripsikan ini secara langsung biar lah itu menjadi kenangan . Kami
           sering  chat  tiap  malam  bahkan  tidak  mengenang  waktu  .  tapi  berkat
           percakapan  kami  di  chat  ini  juga  membuat  kami  lama  kelamaan  saling
           mengenal sifat satu sama lain.
                 Keesokannya aku  memulai kelas  offline  pertama  setelah  sekian  lama.
           Aku  dan  vania  berjanji  untuk  duduk  bersama.  Walaupun  kami  tahu  bahwa
           tempat duduk kami tetap menjaga jarak .
                 Tapi entah langit yang tidak merestui ternyata aku terlambat keeseokan
           harinya , pada saat pertama kali menginjaki kaki ke kelas , jantungku berdebar
           karena rasa takut ini tiba” muncul .

                 Sepasang mata dari teman-teman melihatku terlambat masuk. Ada rasa
           malu juga karena menjadi yang paling akhir datang.
                 Aku  sempat  ingin  mencari  tempat  duduk  yang  diduduki  vania  tapi
           ternyata  saking  malu  dan  takut  bertatapan  dengan  murid-murid  yang  ada  di
           kelas  ,  aku  hanya  jalan  dan  hanya  menduduki  bangku  di  muka  yang  masih
           terlihat kosong.
                 Jam pelajaran pertama pun selesai dan kami sedang menunggu jam ke
           dua dimulai . Vania memanggilku dan menyuruh aku pindah ke belakang. Aku
           mengikutinya.

                 Kemudian  kami  mulai  mengobrol  sebentar  sebelum  guru  untuk
           pelajaran kedua masuk.
                 Tiba waktu pulang , aku dan vania berjanjian untuk pulang bersama tapi
           ternyata dia sedang menunggu teman yang lain untuk pulang bersama juga.Aku
           bingung siapa yang sedang ditunggu oleh dirinya. Ternyata dia mengajak satu
           siswi  perempuan  lain  yang  ternyata  sekelas  dengan  kami  ,  tapi  aku  belum
           mengenalnya. Maka dia mengenalkan aku pada siswa itu , namanya Amanda.

                 Kami  kemudian  berjalan  bersama  untuk  pulang  ke  rumah  masing-
           masing.  Setibanya  dirumah  aku  mengirimi  pesan  kepada  vania  ,  aku
           menyarankan bagaimana jika kita membuat grup untuk 3 orang , yang isinya
           aku,vania dan Amanda agar jika ada yang mau ditanyakan bisa lebih gampang.
           Dia menyetujui saran dariku dan membuat group itu .

                 Hari ke hari semakin berlalu membuat aku,vania dan amanda  semakin
           dekat. Dari situ aku menyadari ternyata sekolah di SMA tidak semenakut yang

                                                                         57
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72