Page 161 - Penerapan Teaching Factory di Balai Pelatihan Pertanian - Jamaluddin Al Afgani
P. 161

berhenti  pada  satu  titik  kesimpulan.  Alasannya  adalah
       mudah  dipahami,  yaitu  jika  seseorang  mencapai  sebuah
       kesimpulan  berdasarkan  evaluasi  dan  informasi  yang  ada,
       dan  kemudian  adapula  informasi  baru  (tentang  hal  yang
       sama)  masuk,  maka  prosesnya  kembali  berulang,  dan
       kesimpulannya mungkin berbeda dan seterusnya.
          Jadi dapat dipahami bahwa berpikir kritis adalah sebuah
       keterampilan  atau  cara  manusia  dalam  hal  mengolah
       potensi   kognitif,   dalam   hal   ini   manusia   memiliki
       ingatan/memori  dalam  mempertimbangkan  apa  yang
       dilihatnya (berpikir). Jika dihubungkan dengan pelaksanaan
       Teaching Factory pada Balai Pelatihan Pertanian tentu saja
       berpikir  krits  adalah  dalam  hal  menentukan  tujuan  model
       pembelajaran.  Suatu  proses  berpikir  melalui  penentuan
       tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian dalam hal
       memecahkan masalah, merumuskan kesimpulan, membuat
       dan  menyusun  alternatif  solusi  akhirnya  mengambil
       keputusan.
          Berpikir  kritis  termasuk  juga  dalam  hal  menilai,
       menimbang  dan  menyimpulkan  apa  saja  faktor  penunjang
       untuk  mengambil  keputusan  tertentu  apakah  berdasarkan
       keterampilan,  berdasarkan  penerapan  ilmu  pengetahuan
       dan  berdasarkan  penerapan  pengalaman  tertentu  (Watson
       & Glaser, 1980).
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166