Page 18 - BUKU SAKU MELVA
P. 18

melalui kriopreservasi. Kondisi suhu penyimpanan secara kriopreservasi dalam nitrogen sangat
               rendah, yaitu - 160 hingga -180oC pada fase uap, bahkan sampai -196oC pada fase cair dan di
               bawah  -200oC  pada  fase  terpadatkan  (solidified).  Teknik  kriopreservasi  sangat  potensial
               dikembangkan  untuk  penyimpanan  plasma  nutfah  tanaman  dan  hewan  dalam  jangka  panjang
               hingga puluhan tahun.
                   D. FERTILISASI IN VITRO
                       Teknologi  Fertilisasi  In  Vitro  (FIV)  merupakan  teknologi  produksi  embrio  pada
               lingkungan buatan di luar tubuh dalam suatu sistem biakan sel. Teknik Fertilisasi In Vitro dapat
               menggunakan oosit yang berasal dari hewan yang masih hidup maupun dari oosit hewan yang
               dipotong,  sehingga  teknik  Fertilisasi  in  Vitro  dapat  menjadi  alternatif produksi  embrio  saat
               melaksanakan  transfer  embrio.  Fertilisasi  in  vitro  ini  diharapkan  dapat  memproduksi  embrio
               dalam  jumlah  massal  untuk  dititipkan  pada  induk  resipien,  sehingga  dapat  diperoleh  ternak
               dalam jumlah banyak untuk meningkatkan populasi sapi di Indonesia.
                       Proses fertilisasi in vitro meliputi pengambilan oosit dari folikel ovarium, maturasi oosit,
               kapasitasi  sperma,  fertilisasi  in  vitro,  dan  kultur  oosit  yang  sudah  difertilisasi  untuk  menjadi
               embrio.
                   E. SEXING SPERMATOZOA DAN EMBRIO
                       Sexing (spermatozoa ataupun embrio) merupakan salah satu hasil teknologi  reproduksi
               yang  dinilai  sebagai  alternatif  yang  menjanjikan  dalam  upaya  efisiensi  reproduksi  untuk
               menghasilkan  anak  dengan  jenis  kelamin  sesuai  keinginan.  Spermatozoa  sexing  telah
               diaplikasikan untuk inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio dengan hasil bervariasi.
                       Teknik  sexing  spermatozoa  dilakukan  melalui  pemisahan  kromosom  X  dan  Y
               berdasarkan  perbedaan  karakteristik  morfologi,  kandungan  DNA,  perbedaan  protein
               makromolekul pada kedua kromosom serta perbedaan berat dan pergerakan spermatozoa.
                   F.  TRANSPLANTASI NUKLEUS (KLONING)

                       Teknologi  ini  lebih  dikenal  dengan  teknologi  kloning  yaitu  teknologi  yang  digunakan
               untuk  menghasilkan  individu  duplikasi  (mirip  dengan  induknya).  Teknologi  kloning  telah
               berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah pengkloningan domba yang
               dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan, beberapa organ manusia untuk keperluan
               transplantasi  penyembuhan  suatu  penyakit  berhasil  dibentuk.  Unsur-unsur  yang  esensial
               diperlukan dalam kloning DNA adalah:
                       a) Enzim retraksi (enzim pemotong DNA)
                       b) Kloning vektor (pembawa)
                       c) Enzim ligase yang berfungsi menyambung rantai DNA
                       Adapun proses-proses dasar dalam kloning DNA meliputi:
                       a) Pemotongan DNA (DNA organisme yang diteliti dan DNA vektor)
                       b) Penyambungan potongan-potongan  (fragmen)  DNA organisme  dengan  DNA  vektor
                         menggunakan enzim ligase
                       c)  Transformasi rekombinan DNA (vektor + DNA sisipan) ke dalam sel bakteri
                         Eschericia coli.


                                                                                                           15
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23