Page 138 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 138

1.  Hutang  piutang  disebut  dengan  “dain”  (نيد).  Istilah  “dain”  (نيد)  ini  juga  sangat
                      terkait dengan istilah “qard” (ضرق) yang menurut bahasa artinya memutus. Hutang
                      piutang adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian bahwa dia
                      akan mengembalikan sesuatu yang diterimanya dalam jumlah yang sama dan dalam
                      jangka waktu yang disepakati.
                  2.  Hukum  hutang  piutang  bersifat  fleksibel  tergantung  situasi  dan  kondisi,  yaitu:
                      mubah, wajib dan haram.
                  3.  Gadai dalam bahasa arab disebut “ar-rahn”, sedangkan menurut istilah gadai adalah
                      penyerahan  suatu  benda  yang  berharga  dari  seseorang  kepada  orang  lain  untuk
                      mendapatkan hutang.
                  4.  Rukun  gadai  ada  empat,  yaitu:  dua  orang  yang  berakad  (al-aqidan),  barang  yang
                      digadaikan (al-marhun), hutang (al-marhun bih) dan  shighat ijab dan kabul.
                  5.  Pihak pemberi  utang tidak dibenarkan untuk  memanfaatkan barang  gadaian  sebab
                      sebelum dan sesudah digadaikan, barang gadai adalah milik orang yang berhutang,
                  6.  Pemberi hutang dalam gadai hanya berhak untuk menahan barang tersebut, sebagai
                      jaminan atas uangnya yang dipinjam sebagai hutang oleh pemilik barang
                  7.  Hiwalah secara bahasa artinya pindah. Menurut syara’ adalah memindahkan hak dari
                      tanggungan muhil dipindahkan kepada muhal alaih.
                  8.  Rukun hiwalah ada lima, yakni muhil, muhal, muhal alaih, muhal bihi dan sighat
                      ijab kabul.
                  9.  Ditinjau dari segi objek akad, hiwalah dibagi menjadi dua jenis yakni hiwalah al-
                      haq dan hiwalah ad-dain.
                  10.  Ditinjau  dari  segi  akad,  hiwalah  dibagi  menjadi  dua  jenis  yakni  hiwalah  al-
                      muqayyadah dan hiwalah al-muthlaqah.


































               122 FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143