Page 133 - FIKIH_MTs_KELAS_ IX_KSKK_2020
P. 133

kecil  maupun  besar  sampai  batas  waktu  membayarnya.  Yang  demikian  itu,
                             lebih adil disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat
                             kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu, (tulislah muamalahmu itu), kecuali
                             jika  muamalah  itu  perdagangan  tunai  yang  kamu  jalankan  diantara  kamu,
                             maka  tak  ada  dosa  bagi  kamu,  (jika)  kamu  tidak  menulisnya.  Dan
                             persaksikanlah  apabila  kamu  berjual  beli;  dan  janganlah  penulis  dan  saksi
                             saling  sulit  menyulitkan.  Jika  kamu  lakukan  (yang  demikian),  maka
                             sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah
                             kepada  Allah;  Allah  mengajarkanmu;  dan  Allah  Maha  Mengetahui  segala
                             sesuatu. ” (QS. Al-Baqarah: [2]: 282)

                             Surah Al-Baqarah (2): 282 tersebut, menerangkan bahwa dalam hutang piutang
                             atau  transaksi  yang  tidak  kontan  hendaklah  dituliskan  sehingga  ketika  ada

                             perselisihan  maka  dapat dibuktikan.  Dalam kegiatan ini pula diwajibkan  ada

                             dua orang saksi yang adil dan tidak merugikan pihak manapun. Saksi ini adalah
                             orang  yang  menyaksikan  proses  hutang  piutang  secara  langsung  sejak  awal

                             akad.

                         b.  Hadis


                                   ْ
                                            ْ
                                         ْ
                                                                       َّ


                                                                               َّ
                                                                                                        ْ


                                                                                                  ْ
                                 ٌ


                                  ﻢﻠﻇ ى      نﻐﻟا ﻞﻄﻣ لاﻗ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟا ىلﺻ ﻪﻠﻟا لﻮﺳر نأ  ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟا ى ضر ةريره ىبأ ﻦﻋ







                                                                                 ْ ْ

                                                                                            ْ       ْ

                                                                               ْ
                                                           )ﻢﻠﺴﻣو ىراﺨبﻟا ﻩاور( ﻊبتﻴﻠﻓ ىلﻣ ىلﻋ ﻢﻛﺪﺣأ ﻊبتأ اذ   إﻓ
                                                                                     ٍ


                             Artinya:  “Dari  Abu  Hurairah  Ra.  bahwa  Rasulullah  Saw.  bersabda:
                             “Memperlambat  pembayaran  hutang  yang  dilakukan  oleh  orang  kaya
                             merupakan perbuatan zalim. Jika salah seorang kamu dialihkan kepada orang
                             yang mudah membayar hutang, maka hendaklah beralih (diterima pengalihan
                             tersebut).” (HR. Bukhari Muslim).

                             Pada  hadis  ini  Rasulullah  memberitahukan  kepada  orang  yang  berpiutang
                             (memberi hutang), jika orang yang berhutang menghiwalahkan kepada orang
                             kaya  atau  mampu,  hendaklah  ia  menerima  hiwalah  tersebut  dan  menagih
                             kepada orang yang dihiwalahkan. Dengan demikian, haknya dapat terpenuhi
                     3.  Rukun Hiwalah
                         Rukun hiwalah ada lima, yaitu:
                         1.  Muhil (orang yang berhutang), pihak pertama.
                         2.  Muhal (orang yang berpiutang/ pemberi pinjaman), pihak kedua.
                         3.  Muhal alaih (orang yang menerima hiwalah), pihak ketiga.
                         4.  Muhal bih (hutang).
                         5.  Sighat ijab kabul (ijab dari muhil dan kabul dari muhal).

                                                      FIKIH MADRASAH TSANAWIYAH KELAS IX 117
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138