Page 8 - tugas flip pdf comporate edition
P. 8
Arsitektur candi Prambanan berpedoman kepada tradisi arsitektur Hindu yang
berdasarkan kitab Wastu Sastra. Denah candi mengikuti pola mandala, sementara
bentuk candi yang tinggi menjulang merupakan ciri khas candi Hindu. Prambanan
memiliki nama asli Siwagrha dan dirancang menyerupai rumah Siwa, yaitu mengikuti
bentuk gunung suci Mahameru, tempat para dewa bersemayam. Seluruh bagian
kompleks candi mengikuti model alam semesta menurut konsep kosmologi Hindu,
yakni terbagi atas beberapa lapisan ranah, alam atau Loka.
Seperti Candi Borobudur, Prambanan juga memiliki tingkatan zona candi, mulai
dari yang kurang suci hingga ke zona yang paling suci. Meskipun berbeda nama, tiap
konsep Hindu ini memiliki sandingannya dalam konsep Buddha yang pada hakikatnya
hampir sama. Baik lahan denah secara horizontal maupun vertikal terbagi atas tiga zona:
Bhurloka (dalam Buddhisme: Kamadhatu), adalah ranah terendah makhluk yang
fana; manusia, hewan, juga makhluk halus dan iblis. Di ranah ini manusia masih terikat
dengan hawa nafsu, hasrat, dan cara hidup yang tidak suci. Halaman terluar dan kaki
candi melambangkan ranah bhurloka.
Bhuwarloka (dalam Buddhisme: Rupadhatu), adalah alam tegah, tempat orang
suci, resi, pertapa, dan dewata rendahan. Di alam ini manusia mulai melihat cahaya
kebenaran. Halaman tengah dan tubuh candi melambangkan ranah bhuwarloka.
Swarloka (dalam Buddhisme: Arupadhatu), adalah ranah tertinggi sekaligus
tersuci tempat para dewa bersemayam, juga disebut swargaloka. Halaman dalam dan
atap candi melambangkan ranah swarloka. Atap candi-candi di kompleks Prambanan
dihiasi dengan kemuncak mastaka berupa ratna (Sanskerta: permata), bentuk ratna
Prambanan merupakan modifikasi bentuk wajra yang melambangkan intan atau
halilintar. Dalam arsitektur Hindu Jawa kuno, ratna adalah sandingan Hindu untuk stupa
Buddha, yang berfungsi sebagai kemuncak atau mastaka candi.
Pada saat pemugaran, tepat di bawah arca Siwa di bawah ruang utama candi Siwa
terdapat sumur yang didasarnya terdapat pripih (kotak batu). Sumur ini sedalam 5,75
meter dan peti batu pripih ini ditemukan di atas timbunan arang kayu, tanah, dan tulang
belulang hewan korban. Di dalam pripih ini terdapat benda-benda suci seperti lembaran
emas dengan aksara bertuliskan Waruna (dewa laut) dan Parwata (dewa gunung).
Dalam peti batu ini terdapat lembaran tembaga bercampur arang, abu, dan tanah, 20
keping uang kuno, beberapa butir permata, kaca, potongan emas, dan lembaran perak,
cangkang kerang, dan 12 lembaran emas (5 di antaranya berbentuk kura-kura, ular naga
(kobra), padma, altar, dan telur).
D. Relief Candi Prambanan
1. Relief Ramayana dan Krishnayana
Candi ini dihiasi relief naratif yang menceritakan epos Hindu; Ramayana dan
Krishnayana. Relief berkisah ini diukirkan pada dinding sebelah dalam pagar langkan
sepanjang lorong galeri yang mengelilingi tiga candi utama. Relief ini dibaca dari kanan
ke kiri dengan gerakan searah jarum jam mengitari candi. Hal ini sesuai dengan ritual
pradaksina, yaitu ritual mengelilingi bangunan suci searah jarum jam oleh peziarah.

