Page 98 - UKBM BIN XI Genap 2021
P. 98

IBU                  :Pikir sendiri
                 BAPAK           :Aku malah inget yang lain.
                 IBU                  :Apa?
                 BAPAK           :Buku itu menyatakan seolah-olah Negara kita sudah hancur.
                 IBU                  :Memang sudah hancur, bagaimana!
                 BAPAK           :Begitu ya bu?
                 IBU                  :Wah, aku nggak mau jadi analis politik amatiran. Bapak saja yang ngomong.
                 BAPAK           :Aku juga sebetulnya tidak tahu apa-apa, bu!
                 IBU                  :Tapi yang satu itu tidak boleh lupa.
                 BAPAK           :Apa?
                 IBU                  : (Hanya melihat ke arah Bapak)
                 BAPAK           :Tidak boleh lupa?
                 IBU                  :Tidak boleh.
                 BAPAK           :Kalau lupa?
                 IBU                  :Kalau  bapak  lupa,  artinya  sengaja  melupakannya.  Itu  juga  berarti  bapak  ikut
                 berdosa.
                 BAPAK           :Waduh, menyangkut dosa lagi! Gawat sekali rupanya. Aku paling malas  berdosa.
                 IBU                  :Paling malas berdosa!?
                 BAPAK           :Iya.
                 IBU                  :Ah, yang bener….
                 BAPAK           :Iya! Kamu tidak percaya?
                 IBU                  :Kayaknya  bapak  selalu  lupa  deh  dengan  dosa-dosa  bapak  yang  terbesar.  Toh
                 semua itu aku bisa maafkan. Tapi tidak untuk yang satu ini.
                 BAPAK           :Aneh. Aku bisa lupa dosa-dosaku. Tapi yang satu ini tidak boleh lupa. Kalau  lupa,
                 itulah dosa  yang terbesar.
                 IBU                  :Makanya, jangan berlagak pikun
                 BAPAK           :Jadi, apa?
                 IBU                  :Lho!
                 BAPAK           :Aduh! Manusia itu kan pelupa Bu! Masa aku tidak boleh lupa!?
                 IBU                  :Yah, manusia pelupa, manusia cepat lupa, apalagi yang menyangkut dosa.
                 BAPAK           :Gawat-gawat sekali. Apa yang kulupakan selama ini?
                 IBU                  :Oalah pak, pak. Kita memang tidak pernah membicarakannya selama ini. Tapi itu
                 tidak berarti kita boleh melupakannya.
                 BAPAK           :Wah, apa ya? Kamu bilang tadi, ada hubungannya dengan cara  melawan teror
                 IBU                  :Sebetulnya bapak inget.
                 BAPAK           :Tidak. Aku sungguh-sungguh lupa.
                 IBU                  :Gawat.
                 BAPAK           :Apa ya? Kenapa begitu gawat?
                 IBU                  :Karena melupakannya adalah dosa besar.
                 BAPAK           :Kita harus mengingatnya?
                 IBU                  :Ya.
                 BAPAK           :Kita harus membicarakannya?
                 IBU                  :Ya. Kalau perlu sengaja memperingatinya.
                 BAPAK           :Tidak mikul dhuwur mendem jero? Melupakan yang buruk mengingat yang baik?
                 IBU                  :Nggak usah!
                 BAPAK           :Waduh! Gawat!
                 IBU                  :Kenapa?
                 BAPAK           :Aku tidak ingat
                 IBU                  :Jadi, semuanya ini ada hubungannya dengan terror!
                 BAPAK           :Terror!
                 IBU                  :Ya! Terror!
                 BAPAK           :Te-ror….


                                                                                                         5
   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102   103