Page 38 - Sejarah Islam Riau Rom B.pmd
P. 38

Pengertian

            setempat. Penyebutan Riau berasal dari suatu peristiwa ketika
            didirikannya negeri baru di Sungai Carang di daerah Bintan untuk
            dijadikan pusat kerajaan. Hulu sungai itulah yang kemudian
                              24
            bernama Ulu Riau.  Peristiwa itu tertulis di dalam teks sebagai
            berikut.

               (…) tatkala perahu-perahu dagang yang semula pergi ke Makam
               Tauhid (di ibukota Kerajaan Johor) diperintahkan membawa
               dagangannya ke Sungai Carang di Pulau Bintan (suatu tempat
               sedang didirikan negeri baru). Di muara sungai itu mereka
               kehilangan arah. Bila ditanyakan kepada awak-awak perahu yang
               hilir, “dimana tempat orang-orang raja mendirikan negeri,”
               mereka mendapat jawaban”di sana di tempat yang rioh” sambil
               mengisyaratkan ke hulu sungai. Menjelang sampai ke tempat
               yang dimaksud mereka, apabila ditanya,selalu mereka menja-
               wab “mau ke rioh.” 25

                 Pembukaan negeri baru yang bernama Riau itu terjadi pada
            tanggal 27 September 1673 atas perintah Sultan Johor ke-8 yakni
            Sultan Abdul Jalil Syah III (1623-1677) kepada Laksamana Tun
            Abdul Jamil untuk membangun benteng-benteng pertahanan
            dalam rangka menyerang kapal-kapal Portugis di perairan Riau. 26
            Setelah negeri Riau berdiri, dinobatkanlah Sultan Sulaiman
                                                       27
            Badrul Alamsyah menjadi Sultan Riau ke-13. Bila dihubungkan
            pengertian rio yang artinya sungai dengan kata rioh yang artinya
            suara yang ramai terdapat suatu pengertian yang bersamaan.
            Sebab Sungai Riau ini terletak pada arus lalu lintas perdagangan


            24  Lutfi, dkk., Sejarah Riau, Pekanbaru: Unri Press, h.11-12.
            25  Ahmad dan Ali Haji, Tuhfat al-Nafis,V, Matheson (ed), Kuala Lumpur: Fajar Bakti,h.
              76-77. Tercatat juga dalam Sejarah Raja-raja Riau. Nomor kode W. 62. Perpustakaan
              Nasional Jakarta. Tertulis juga dalam Hikayat Riau, seri Kl. 24. Perpustakaan Universiti
              Leiden
            26  Adil, Sejarah Johor, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1971, h.71.
            27  Tamim, Sejarah Hancurnya Singgasana Melayu I dan Timbulnya Singgasana Melayu
              II.Pekanbaru: Pemerintah Daerah Riau, 1984,h.11.

                                                                       27
   33   34   35   36   37   38   39   40